Kalsel

Keluhan Mulai Subur, Keberadaan Badut di Banjarbaru Kian Terancam

apahabar.com, BANJARBARU – Lama tak ditertibkan, fenomena badut jalanan kian menjamur di Banjarbaru. Laporan di Satpol…

Dalam enam bulan belakangan, Satpol PP Banjarbaru menerima sejumlah aduan terkait badut jalanan. Foto: Kumparan.com

apahabar.com, BANJARBARU – Lama tak ditertibkan, fenomena badut jalanan kian menjamur di Banjarbaru. Laporan di Satpol PP pun tumbuh subur.

“Saat ini skala prioritas kami masih ke arah Covid-19,” ujar Penyidik Seksi Opsdal Satpol PP Banjarbaru, Yanto Hidayat kepada apahabar.com, Rabu (14/10).

Meski begitu, Satpol PP berjanji tetap mengawasi keberadaan para badut jalanan.

Dirinya membenarkan jika badut jalanan tampak bertaburan di Jalan Ahmad Yani.

“Sekarang makin banyak ada 10 hingga 12 badut yang mangkal di Jalan A Yani terkhusus depan Q-mall Banjarbaru. Tapi sekarang kita masih ke arah Covid dulu,” jelasnya.

Ia pun tak memungkiri mulai banyak laporan dari masyarakat yang resah akan keberadaan para badut jalanan.

“Laporan masyarakat ini ada aja, banyak. Kita belum bisa tindaklanjuti karena perintah juga masih menegakkan pendisiplinan Covid-19,” ucapnya.

Akan tetapi lanjutnya jika dalam giat atau patroli Satpol PP ditemukan badut jalanan mangkal di area terlarang, maka tetap akan ditindak.

Namun berkaca dari pengalaman, para badut jalanan seakan tahu kapan waktu patroli Satpol PP.

Sebelum petugas datang, mereka pun sudah bisa mengambil langkah seribu.

“Yang namanya badut kita tetap negur apabila kita temukan dalam giat patroli ditemukan yang menyalahi misal di pinggir jalan atau di trotoar cuma mereka tahu kalau ada Satpol PP jadi mereka kabur,” ungkap Yanto.

Ihwal pelaku badut jalanan sendiri dikatakannya untuk di Banjarbaru belum didapati bocah atau usia anak. Kebanyakan kalangan orang dewasa.

“Kita sampai saat ini belum menemukan (anak anak) yang biasanya itu ibu ibu, bapak bapak atau remaja notabenenya mereka sebagai pengguna badut,” tutupnya.

Dalam bulan ini, diakuinya sudah dua laporan keluhan masyarakat masuk ke pihaknya.

Mereka umumnya mengeluhkan keberadaan para badut yang berdiri di tepi jalan, dan menganggu konsentrasi berkendara.

“Sebelum pandemi enggak ada laporan karena dijaga terus pagi sampai malam,” ujarnya.