Mayat Sekeluarga Kalideres

Keluarga Meninggal di Kalideres Diduga Menganut Paham Apokaliptik, Apa Itu?

Pakar kriminolog, Adrianus Meilala, menduga keluarga meninggal di Kalideres menganut paham Apokaliptik.

Rumah keluarga meninggal di Kalideres (Foto: dok. apahabar/Regentino)

apahabar.com, JAKARTA - Hasil autopsi sekeluarga yang tewas di Kalideres mengungkapkan bahwa jasad keempat mendiang berada dalam kondisi tanpa asupan makanan. Temuan ini membuat pakar kriminolog, Adrianus Meilala, menduga keluarga tersebut menganut paham Apokaliptik.

“Jangan-jangan dari keempatnya penganut paham akhir dunia atau Apokaliptik dan mencabut nyawa dengan cara yang ekstrem,” ujar pakar dari Universitas Indonesia (UI) itu, ditulis Selasa (15/11).

Adrianus menduga keempat mendiang sengaja melaparkan diri untuk mencapai kesempurnaan hidup. Mereka dinilai meyakini konsep silih, di mana rela membuat diri menderita demi sebuah kenikmatan di kemudian hari – setelah kematian.

Bukan Kasus Kematian Sekte yang Pertama

Lebih lanjut, pakar kriminolog itu membeberkan bahwa ini bukan kali pertama kasus ‘bunuh diri’ karena paham Apokaliptik. Di sejumlah negara, sudah ada kasus yang cenderung mengarah ke sekte tersebut.

Seperti halnya yang menimpa sekeluarga beranggotakan lima orang di Utah, Amerika Serikat pada 2014 lalu. Kelimanya ditemukan tewas terbaring di kamar tidur dengan jasad yang telah mengeras.

Baca Juga: Kata Polisi soal Mayat Sekeluarga Kalideres Anut Sekte Sesat

Tak cuma itu, sejarah Negeri Paman Sam juga mencatat aksi bunuh diri massal terbesar yang didalangi oleh Marshall Applewhite, pemimpin kelompok sekte Apokaliptik bernama Heaven’s Gate, di mana menewaskan 39 orang.

Puluhan nyawa itu, termasuk sang pemimpin sendiri, meninggal di sebuah rumah hanya dalam kurun waktu tiga hari. Mereka seolah menunggu keyakinan Apokaliptik bakal terjadi.

Lantas, Sebenarnya Apa Itu Apokaliptik?

Maraknya kasus kematian karena paham Apokaliptik mungkin akan membuat Anda bertanya, sebenarnya apa makna dari sekte tersebut? Sederhananya, paham ini merupakan keyakinan seseorang untuk menghadapi kehancuran dunia atau hari kiamat.

Melansir Britannica, Apokaliptik adalah pandangan dan gerakan akhir zaman yang berfokus pada wahyu samar terkait campur tangan Tuhan yang tiba-tiba, dramatis, dan dahsyat dalam sejarah; tentang penghakiman semua orang dan keselamatan orang-orang pilihan yang setia.

Baca Juga: Krematorium Cilincing Belum Terima Jenazah Sekeluarga Kalideres

Persepsi soal hari akhir memang diajarkan oleh keyakinan agama abrahamik: Yahudi, Kristen, dan Islam. Pemahaman mengenai kiamat yang diajarkan dalam tiga agama itu berdasarkan pada tanda-tanda besar sebelum datangnya hari akhir.

Keyakinan tiga agama tersebut juga memposisikan waktu dan kepastian kiamat tidak ada yang mengetahui. Ajaran demikian berbeda dengan yang dipahami penganut Apokaliptik, di mana cenderung meyakini suatu ramalan di luar keyakinan mainstream ketiga agama tadi.

Misalnya saja, ramalan Suku Maya yang ramai diperbincangkan pada 2012 lalu. Tak sedikit penganut Apokaliptik yang menjadikan momen itu sebagai keyakinan mengenai kehancuran dunia.