Kekasih Nikita Mirzani Disunat, Berbahayakah Khitan Bagi Pria Dewasa?

Sunat biasanya dilakukan ketika anak laki-laki menginjak usia tujuh hari sampai 12 tahun. Namun, lain halnya dengan kekasih Nikita Mirzani, Antonio Dedola

Antonio Dedola, kekasih Nikita Mirzani yang baru saja melakukan khitan di RS Premier, Bintaro. Foto: Net

apahabar.com, JAKARTA - Sunat biasanya dilakukan ketika anak laki-laki menginjak usia tujuh hari hingga 12 tahun. Namun, lain halnya dengan kekasih Nikita Mirzani, Antonio Dedola, yang justru melakukan khitan di umur dewasa.

Belakangan, pria asal Jerman itu diketahui menjalani operasi sunat di Rumah Sakit Premier Bintaro, Jakarta Selatan. Nikita membeberkan, hal itu dilakukan kekasihnya dengan alasan demi menjaga kesehatan.

“Ini operasi yang, ya, lumayan lucu. Lucu sih, tapi ini juga untuk kesehatan,” ungkap publik figur yang baru-baru ini kembali tersandung kasus pencemaran nama baik, melalui akun TikTok-nya, dikutip Selasa (7/2).

Selain faktor kesehatan, Nikita juga mengatakan alasan lain yang membuat kekasihnya disunat ialah resmi menjadi mualaf. Toni, sapaannya, dikabarkan sudah mendalami agama Islam sejak dirinya masih tinggal di Jerman.

“Kalau mualaf, kan, harus sunat gitu,  jadi hari ini alhamdulillah sunatnya berjalan lancar,” ujar Nikita.

Lantas, apakah sunat bagi pria dewasa berbahaya?

Sirkumsisi yang dilakukan di usia dewasa, lazimnya, tidak menimbulkan komplikasi serius. Efek samping yang paling umum, antara lain pembengkakan, perdarahan, dan infeksi. Namun, risiko perdarahan atau infeksi sangat jarang terjadi.

Sunat di usia dewasa. Foto: Net.

Probabilitas komplikasi tersebut hanya berkisar terjadi pada 1 dari 50 orang. Selain hal itu, kemungkinan risiko sunat dewasa lain berupa pengurangan sensitivitas pada kepala penis secara permanen, terutama saat berhubungan seks. 

Serta, kemungkinan munculnya rasa nyeri di sekitar bekas luka, bekas jahitan sunat lama menghilang, atau membutuhkan operasi lain untuk mengangkat kulit yang tersisa di sekitar kepala penis.

Penis, prostat, bagian saluran kemih lain, pembuluh darah, atau saraf juga berpotensi terluka selama sunat. Hal ini dapat menimbulkan masalah saat buang air kecil maupun berhubungan seks.

Kemungkinan lain, mengalami pembengkakan, nyeri panggul, dan mati rasa di penis. Selain itu, juga mengalami ereksi penis sebelum sunat benar-benar pulih, sehingga menyebabkan jahitan robek dan sayatan bedah terbuka kembali.

Risiko-risiko sunat di usia dewasa yang demikian memang tergolong rendah. Namun, probabilitasnya lebih tinggi ketimbang melakukan khitan di usia anak-anak. Sebab itu, konsultasikanlah ke dokter sebelum menjalani prosedur ini.

Seperti apa prosedur sunat dewasa?

Dibandingkan dengan sunat pada bayi atau anak-anak, prosedur sunat dewasa bisa memakan waktu lebih lama, yaitu sekitar 30 menit hingga 1 jam. Sebelum prosedur sunat dimulai, dokter akan melakukan pembiusan. 

Pilihan bius ini bisa melalui obat bius lokal, separuh badan, atau bius umum yang membuat Anda tertidur. Jika dokter menerapkan bius umum, maka seperangkat alat pernapasan akan dipasangkan ke mulut atau hidung dengan kondisi dipantau selama operasi.

Setelah dibius, penjepit atau cincin plastik khusus akan dilekatkan ke penis. Kemudian, dokter mengangkat kulit yang menutupi kepala penis lalu memotongnya. Terakhir, penis akan diolesi dengan salep seperti petroleum jelly lalu dibungkus longgar dengan kain kasa.