Krisis Finansial AS

Kejatuhan SVB Bikin Amerika Krisis, Amvesindo: Dampaknya Relatif Kecil

Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) mengkalim bahwa kejatuhan SVB berdampak kecil bagi ekositem startup Indonesia.

Gedung PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Jakarta. Foto: ANTARA/HO-BNI

apahabar.com, JAKARTA – Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) menilai kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB) berdampak kecil bagi terhadap ekositem startup Indonesia.

Sekretaris Jenderal Amvesindo Eddi Danusaputro mengungkapkan pemodal ventura atau Venture Capital (VC) lokal tidak terpengaruh atas penutupan SVB. Hal itu dikarenakan dari segi model bisnis SVB di Indonesia tidak ada, sehingga tidak terlalu berdampak.

“Sehingga tidak ada relevansinya dengan ekosistem di Indonesia seperti yang terjadi di Amerika Serikat,” ujarnya kepada apahabar.com, Senin (20/3).

Menurut Eddi, walaupun dampak yang ditimbulkan dari kejatuhan SVB dan dua bank regional lainnya relatif kecil, perbankan Indonesia harus tetap meningkatkan kewaspadaan agar tidak terseret krisis finansial AS.

Baca Juga: Penutupan SVB, Luhut : Tidak Berdampak ke Perbankan RI

Baca Juga: Penutupan SVB, OJK: Tidak Berdampak Langsung ke Bank di Indonesia

Di sisi lain, ternyata sangat sedikit Vanture Capital (VC) Indonesia yang memiliki hubungan bisnis langsung dengan SVB. Amvesindo sendiri masih terus menggalang data terkait keterlibatan perusahaan modal ventura di Indonesia yang berbisnis dengan SVB.

“Dari sisi startup, memang ada sedikit startup Indonesia yang terima investasi dari VC berbasis di Silicon Valley, namun kami masih mencari data konkret. Indikasi awal, relatif sedikit,” terangnya.

Dikatahui, krisis finansial yang melanda Amerika terjadi akibat keruntuhan dari tiga bank regionalnya. Bank tersebut adalah Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank dan Silvergate Bank.

Ketiga bank tersebut ambruk akibat ketidakmampuannya untuk bertahan di tengah kebijakan suku bunga tinggi dan kenaikan tingkat inflasi.