Nasional

Kejanggalan Kematian Ricky, Mahasiswa ITB yang Tewas di Kotabaru

apahabar.com, KOTABARU – Kematian mahasiswa Institut Tekhnologi Bandung (ITB) semester akhir Ricky Parulian masih menyisakan misteri….

ilustrasi. Foto- Istimewa

apahabar.com, KOTABARU – Kematian mahasiswa Institut Tekhnologi Bandung (ITB) semester akhir Ricky Parulian masih menyisakan misteri.

Dari hasil autopsi polisi di RSUD Ulin Banjarmasin, tidak ditemukan adanya tanda kekerasan atau penganiayaan pada jasad Ricky.

Namun demikian, hal itu masih dianggap janggal oleh pihak keluarga mendiang Ricky.

Pasalnya, Ricky yang dikenal memiliki kepribadian baik ini rupanya sama sekali tidak memiliki riwayat penyakit.

Baca Juga: Antisipasi Bawa Jimat, Peserta Tes CPNS Diperiksa Metal Detektor

Dari hasil penjelasan pihak perusahaan, Ricky ditemukan tewas oleh warga sekitar 1,7 kilometer dari lokasi tambang milik PT Arutmin.

“Atau lokasi Ricky di-drop pada saat itu,” ujar Adpen, kakak mendiang, saat dihubungi apahabar.com, Jumat (1/2).

Kepada Adpen, pihak pendamping Ricky dari Arutmin menyebut jenazah ditemukan di lokasi yang dikenal angker. Tepatnya, di tengah-tengah antara lokasi tambang, hutan, dan kebun kelapa sawit.

“Kata mereka jenazah mendiang adik saya juga pertama kali ditemukan tepat berada di bawah pohon Kariwaya (Beringin),” ujarnya.

Saat akan dijemput dari lokasi tambang pada Jumat (24/1) sore sekitar pukul 5 telepon genggam Ricky masih aktif namun tidak terhubung.

Pihak pendamping memutuskan tetap menuju lokasi Ricky di-drop untuk menjemput. Saat itu, HP Ricky masih aktif namun tidak diangkat.

Setengah jam kemudian, HP Ricky sudah tidak aktif. Kecurigaan mulai menyeruak ke permukaan. Pencarian digencarkan pihak perusahaan hingga subuh hari.

Sabtu (26/1) paginya, tim perusahaan kembali bergerak dan melakukan pencarian. Sekitar pukul 9.45 pagi, diperoleh informasi warga menemukan mayat yang belakangan diketahui adalah Ricky.

Tim Forensik telah merampungkan autopsi jasad Ricky Parulian, mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB). Ricky tewas saat meneliti di Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Autopsi jasad mahasiswa Teknik Geologi itu dilakukan di RSUD Ulin Banjarmasin sejak Minggu, 26 Januari kemarin. Melibatkan Tim dari RSUD Ulin Banjarmasin bersama Biddokkes Polda Kalsel.

"Setelah autopsi, kita tidak menemukan kelainan di dalam tubuh korban," jelas Kabid Dokkes Polda Kalsel Kombes Pol Erwinn Zainul Hakim melalui Paur Doksik Iptu Supriadi Noor kepada apahabar.com di Banjarmasin, Kamis (30/1).

Mahasiswa semester terakhir itu ditemukan tewas di kawasan Tambang PIT 4 PT Arutmin di Desa Sangsang Kecamatan Kelumpang Tengah, Kabupaten Kotabaru, Sabtu (25/1) kemarin.

Namun atas autopsi yang dilakukan, kata Supriadi, pihaknya mengambil beberapa organ tubuh korban yang digunakan sebagai sampel.

"Dan untuk hal lainnya terkait penyebab kematian korban, masih kita dalami dan beberapa sampel organ tubuh kita bawa ke laboratorium cabang Surabaya untuk dipelajari lebih lanjut," ungkapnya.

Kanit Reskrim Polsek Kelumpang Tengah Aipda Rudi Santoso ikut hadir ke Banjarmasin guna menyelidiki kematian Ricky. Autopsi sebagai tindak lanjut penyidikan atas penemuan mayat Ricky.

"Penyebab kematiannya memang masih misterius, kemudian kami bawa ke RS Ulin Banjarmasin untuk dipelajari dan mengungkapkan penyebab kematian korban. Kita juga menunggu hasil laboratorium," jelas Rudi.

Usai diautopsi, jasad Ricky langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk dikebumikan di Rantauprapat, Sumatera Utara.

Terungkap sejumlah fakta terbaru dari hasil wawancara apahabar.com dengan polisi. Sehari-harinya, Ricky selalu ditemani oleh mentor saat melakukan penelitian.

Namun di hari saat menghilang, Ricky tidak ditemani pendampingnya atau hanya sendirian. Mentornya juga bersamaan ada kegiatan lain.

Dari laporan polisi, jasad Ricky ditemukan dalam kondisi utuh. Termasuk barang berharga, dan tanda pengenalnya.

Baca Juga:Hasil Autopsi Mahasiswa ITB yang Tewas Saat Penelitian di Kotabaru

Baca Juga:Kronologi Tewasnya Mahasiswa ITB Saat Penelitian di Kotabaru Versi Polisi

Reporter: Masduki
Editor: Fariz Fadhillah