Kebakaran TPA Sarimukti

Kebakaran TPA Sarimukti Bandung, Warga Terdampak Kesehatan dan Ekonomi

TPA Sarimukti, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat terbakar. Warga pun terdampak secara kesehatan dan ekonomi.

Gunungan sampah yang hangus terbakar di area TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Foto,apahabar.com/Hasbi

apahabar.com, BANDUNG BARAT - TPA Sarimukti, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat terbakar. Warga pun terdampak secara kesehatan dan ekonomi.

Data terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 300 warga menderita gangguan kesehatan akibat terpapar asap. Seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan perih atau sakit mata.

Selain itu, sebanyak 30 persen warga Sarimukti terdampak secara ekonomi. Sebabnya, sumber mata pencaharian sebagian warga bergantung pada TPA tersebut 

"Ini kan terbakar dan otomatis ditutup, jadi mereka tidak ada pekerjaan," ungkap Ketua BPD Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Abdurrahman, Kamis (31/8).

Baca Juga: Kebakaran TPA Sarimukti, Polisi Masih Fokus pada Upaya Pemadaman Api

Karenanya, pihaknya tengah mengusahakan bantuan untuk kebutuhan warga, seperti makan dan minum. Termasuk warga yang mata pencahariannya hilang.

"Alhamdulillah beberapa hari ini sudah ada bantuan yang masuk dan akan didistribusikan ke warga," kata dia.

Abdurahman mengatakan bahwa peristiwa kebakaran sampah di TPA Sarimukti sebelumnya juga pernah terjadi, namun tidak separah saat ini. Kini, kebakaran itu sangat besar dan semakin meluas hingga keseluruh area TPA.

Selain itu, dia menuturkan bahwa pihaknya kecewa karena perubahan sistem pembuangan sampah di TPA Sarimukti yang berubah dari kesepakatan awal. Yakni pembuangan dengan sistem Controlled Landfills (pemadatan sampah).

"Namun tiga tahun ini berubah menjadi sistem Open Dumping (pembuangan terbuka)," ucapnya.

Baca Juga: Hari ke-12 Kebakaran TPA Sarimukti Bandung Barat, Api Belum Padam

Abdurahman menjelaskan, sistem pembuangan sampah dengan Controlled Landfills memungkinkan sampah-sampah yang dibuang akan diratakan dan ditutup dengan urukan tanah.

Cara ini akan jauh meminimalisir resiko terjadinya kebakaran berbeda dengan sistem pembuangan open dumping, dimana sampah-sampah dibuang secara tidak teratur dan menumpuk. Hal ini akan sangat beresiko terjadi kebakaran.

"Sistem ini menghasilkan gas metana dari tumpukan atau gunungan sampah," tutur dia.