Kasus KDRT di Basarang, Dinas Pemberdayaan Perempuan Kapuas Prihatin

Kasus Kekerasan Dalam Rumah Rangga (KDRT) yang terjadi di Kecamatan Basarang, Kapuas Kalteng hingga korban meninggal dunia membuat prihatin dinas pemberdayaan p

Kantor Dinas DP3APPKB Kabupaten Kapuas. Foto-Irfansyah

apahabar.com, KUALA KAPUAS - Dinas Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Kapuas prihatin dengan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang terjadi di Basarang hingga korban meninggal dunia.

"Tentu kami sangat prihatin terjadi lagi kekerasan pada perempuan atau KDRT bahkan sampai menyebabkan kematian," ucap Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kapuas, dr Tri Setya Utami, Rabu (1/3).

Tri bilang persoalan ini tidak bisa diselesaikan sendiri karena akar masalahnya rumit. Bisa jadi karena ekonomi dan masalah lainnya.

"Jadi, kami ingin ketahanan keluarga ini juga mari kita bersama-sama untuk bagaimana pencegahannya," kata Tri.

"Kalau cekcok dalam rumah tangga kan biasa, tapi bagaimana agar tidak terjadi lagi KDRT," sambungnya. 

Tri pun berterima kasih karena semua yang mengalami KDRT baik kekerasan perempuan dan anak sudah melapor ke UPT PPA Dinas P3APPKB Kapuas.

"Sehingga kami juga punya jejaring dengan polres dan semua pihak lainnya untuk menangani permasalahan ini secara holistik," pungkasnya.

Kasus KDRT tersebut terjadi di Basarang, tepatnya Mess PT. Sapalar Yasa Kartika Desa Basarang, pada Jumat (24/2) sekira pukul 04.00 WIB.

Seorang suami berinisial YN (42) tega menganiaya istrinya sendiri hingga meninggal dunia.

Kapolres Kapuas AKBP Qori Wicaksono, melalui Kasatreskrim Iptu Iyudi Hartanto menjelaskan kronologis kasus KDRT ini berawal saat saksi bangun tidur dan pergi menuju kebelakang rumahnya.

Saksi kemudian melihat pelaku berada di dalam parit aliran air dengan posisi berdiri dan menyentak-nyentakan kakinya ke tubuh korban.

"Kemudin saksi beteriak meminta tolong dan tak lama kemudian warga pun berdatangan di tempat kejadian," kata Iptu Iyudi Hartanto, Sabtu (25/2).

Kemudian pelaku naik ke atas tanah dan mengambil satu buah kayu dan mengamuk serta mengejar warga yang berada di sekitar tempat kejadian.

Anak korban yang mengetahui ibunya di dalam parit berusaha mengangkat korban ke tanah. Namun secara bersamaan pelaku datang lagi dan menyerang anak korban, tapi anak korban berhasil menghindar.

Pelaku kemudian menyerang korban dengan menggunakan satu buah kayu atau besi hingga mengenai bagian kepala serta badan korban dan korban meninggal dunia saat menuju Puskesmas Tahai.

"Hasil pemeriksaan sementara akibat cekcok. Saat ini pelaku telah kita amankan di Polres Kapuas untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya," ujar Iptu Iyudi.

Ditambahkan Kasatreskrim, menurut keterangan keluarga pelaku, bahwa pelaku memang sering bersikap kasar kepada orang lain tanpa diketahui alasannya.