Kalsel

Kasus Harian Covid-19 Kalsel Melonjak, Sepekan 25 Orang Meninggal

apahabar.com, BANJARMASIN – Kasus Covid-19 harian di Kalimantan Selatan (Kalsel) melonjak. Kamis (17/2), terdapat tambahan 736…

Seorang perawat merapikan cover bed ruang pasien Covid-19 di RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin. Foto-apahabar.com/dok

apahabar.com, BANJARMASIN – Kasus Covid-19 harian di Kalimantan Selatan (Kalsel) melonjak.

Kamis (17/2), terdapat tambahan 736 kasus baru Covid-19. Alhasil, totalnya sudah tembus di angka 5.797 kasus, sejak pertama kali pengidap Covid-19 ditemukan 2020 lalu.

Di sisi lain, angka kematian akibat virus corona juga mengalami penambahan.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, sepekan terakhir berturut-turut selalu mencatat tambahan kasus kematian akibat Covid-19. Jumlahnya, mencapai 25 jiwa.

Anggota Tim Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin menilai lonjakan ini dipicu oleh varian Omicron.

"Di samping itu, mobilitas penduduk yang tinggi, dan penurunan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan," ungkapnya kepada apahabar.com, Kamis (17/2).

Diakuinya, gejala yang ditimbulkan Omicron lebih ringan dibanding varian Delta. Namun, hal ini membuat masyarakat menjadi kurang waspada.

Kendati gejala Omicron secara umum ringan, Muttaqin mengingatkan masyarakat agar tetap turut andil dalam upaya untuk mencegah penyebaran.

Sebab bagi kelompok masyarakat yang terkatagori rentan; lansia, komorbid dan belum vaksin, risiko terinfeksi lebih berat dibandingkan kelompok masyarakat lainnya.

"Pada titik ini adalah pilihan untuk kita, apakah menjadi bagian orang yang meningkatkan risiko pada kelompok rentan tersebut atau turut mencegah transmisi Covid-19 dengan sikap kehati-hatian dan menerapkan prokes ketat," ujarnya.

Sebagai gambaran, kata dia, meskipun omicron ringan tetapi semakin banyak kasus infeksi virus corona yang terjadi di masyarakat semakin bertambah pun dengan kematian.

Hal itu terbukti dari terus bertambahnya kasus kematian setiap hari. Situasi ini mengindikasikan, jika tren peningkatan kasus Covid-19 terus terjadi maka angka kematian akan semakin tinggi.

"Padahal jumlah kasus kematian pada bulan Januari 2022 dan Desember 2021 yang lalu masing-masing hanya sebanyak satu kasus," pungkasnya.