Kalsel

Kasus Covid-19 Kalsel Melonjak, Pakar ULM Ungkap Pemicunya

apahabar.com, BANJARMASIN – Rentang beberap hari terakhir, kasus Covid-19 Kalimantan Selatan (Kalsel) mengalami lonjakan. Tercatat kasus…

Ilustrasi kegiatan vaksinasi Covid-19. Foto-apahabar.com/dok

apahabar.com, BANJARMASIN – Rentang beberap hari terakhir, kasus Covid-19 Kalimantan Selatan (Kalsel) mengalami lonjakan.

Tercatat kasus aktif pada tanggal 27 Januari 2022 hanya 63 kasus. Angka itu meningkat 2,5 kali, pada 30 Januari 2022 yaitu 163 kasus.

Lonjakan kasus Covid-19 ini menjadi atensi serius Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan Covid-19.

Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd, salah satu anggota tim Pakar ULM, menyebut kasus ini dipicu turunnya kepatuhan protokol kesehatan.

“Berdasarkan data Satgas COVID-19 untuk rentang waktu 24-30 Januari 2022, terjadi ketidakpatuhan prokes 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan yang terjadi di rumah maupun di sektor publik menjadi penyebab COVID-19 semakin meningkat,” kata dia mengutip dari Antara, Selasa (1/2).

Seperti kepatuhan memakai masker turun hingga 30 persen. Padahal pada Oktober dan November 2021 belum ditemukan penurunan prokes atau masih nol persen.

Demikian pula dalam hal menjaga jarak di kerumunan terdapat dua tempat tertinggi yaitu ketidakpatuhan di terminal 54,2 persen dan sekolah 53,8 persen.

Sementara itu, mobilitas penduduk justru mengalami peningkatan.

Berdasarkan laporan pemantauan dari Global Mobility tertanggal 27 Januari 2022 diketahui kegiatan rekreasi meningkat 18 persen, kegiatan pemenuhan bahan makanan dan apotek meningkat 27 persen, tempat kerja 4 persen dan area pemukiman 2 persen.

Syamsul menyebut Kalsel termasuk wilayah jalur lalu lintas pergerakan manusia baik secara lokal di pulau Kalimantan terutama dari Kalteng dan Kaltim.

Di samping itu, Kalsel merupakan provinsi yang padat. “Kondisi ini turut berpotensi membuat Kalsel cukup rawan dalam percepatan transmisi Covid-19,” jelas Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu.

Di sisi lain, Syamsul menilai belum merata pencapaian vaksinasi lengkap. Terutama untuk daerah penyangga Ibu Kota Provinsi Kalsel juga jadi masalah tersendiri.

Kota Banjarmasin yang diketahui sudah mencapai 128,50 persen per tanggal 23 Januari 2022, sangat berbeda untuk daerah aglomerasi seperti Kabupaten Banjar (27,8 persen) dan Kabupaten Barito Kuala (31,5 persen).
Padahal warga di daerah aglomerasi menurut dia sering melakukan aktivitas ke Banjarmasin.

“Belum lagi jika dianalisis dari waktu pencapaian cakupan vaksinasi. Karena vaksinasi juga berpacu dengan waktu agar efektivitas vaksin untuk membentuk kekebalan komunitas menjadi maksimal,” paparnya.

Dengan memperhatikan berbagai faktor pemicu tersebut, tambah Syamsul, sepatutnya edukasi kepada masyarakat untuk kembali disiplin menerapkan prokes harus terus digaungkan, disamping peningkatan cakupan vaksinasi yang merata di seluruh kabupaten.

Meski Dinas Kesehatan Kalsel menyatakan belum ditemukan kasus varian Omicron, namun Syamsul menegaskan tidak membedakan cara pencegahan transmisi Covid-19 yaitu tetap disiplin protokol kesehatan dan percepatan program vaksinasi.