Kalsel

Karyawan PT PPA Tanbu Tewas Tergantung di Pohon, Keluarga Curiga Korban Dibunuh

apahabar.com, MARTAPURA – Pihak keluarga almarhum Ahmad Supian Noor (28) tidak menerima jika mendiang disebut meninggal…

Risna Ermilasari, kakak kandung mendiang Ahmad Supian Noor saat menziarahi makam adiknya tersebut di pemakaman Sungai Kacang, Kelurahan Sekumpul, Martapura, Rabu (18/8). Foto-apahabar.com/Hendra Lianor

apahabar.com, MARTAPURA – Pihak keluarga almarhum Ahmad Supian Noor (28) tidak menerima jika mendiang disebut meninggal akibat bunuh diri. Pihak keluarga menaruh kecurigaan mendiang adalah korban pembunuhan.

Supian Noor adalah warga Kelurahan Sekumpul Gang Embes, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, yang merantau ke Tanah Bumbu.

“Kami yakin ini ada pelakunya, dan adik saya tidak mungkin bunuh diri,” ujar Risna Ermilasari, kakak kandung almarhum kepada apahabar.com, seusai menziarahi makam Supian Noor di tempat pemakaman di Kelurahan Sekumpul, Rabu (18/8).

Sebelumnya, pada Jumat 25 Juni 2021 (sore), Supian Noor ditemukan sudah tak bernyawa dengan posisi tergantung di pohon dengan tali klem pengikat kardus di leher.

Lokasi penemuan mayat Supian Noor di hutan, sekitar 300 meter dari mess tempat ia bekerja, di PT. Putra Perkasa Abadi (PPA) di Desa Hatiif, Kecamatan Kusan Hulu, Kabupaten Tanah Bumbu.

Korban ditemukan rekan kerjanya setelah 10 hari hilang kontak dengan pihak keluarga. Kondisinya tanpa baju dan sudah mulai membusuk. Sebagian tulang rusuk sudah kelihatan, termasuk tulang wajah.

Sudah 53 hari berlalu, rasa duka masih dirasakan keluarga mendiang, terlebih pihak keluarga sudah lama menunggu hasil penyelidikan polisi.

“Sampai saat ini kami belum menerima hasil autopsi. Adik saya diautopsi hari Senin di RS Ulin Banjarmasin, beberapa hari setelah penemuan itu. Kalau hasil visum luar sudah keluar, tapi kami hanya diberitahu secara lisan dari kepolisian,” terang Risna.

Dari hasil visum luar, dikatakannya kondisi gigi mediang ada beberapa yang rontok, selain itu juga ada dugaan bekas luka benda tajam di rusuk kiri.

“Dari SP2HP (surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan) dari pihak kepolisian hanya menyebutkan proses penyelidikan masih berlanjut, dan memang ada dugaan mengarah kepada tindak pidana,” ujarnya.

Selama ini, Risna mengenali adik bungsunya dari 4 bersaudara itu adalah seorang yang tangguh dan pekerja keras. Bahkan menjadi tulang punggung bagi orang tuanya, tiap bulan selalu mentransfer uang.

“Setahu saya dia juga tidak punya musuh, suka bergaul. Posisi jabatannya di perusahaan cukup penting. Dia sering mengatur segala perencanaan, termasuk menjadi moderator dalam rapat di perusahaannya,” terangnya.

Ia berharap, pihak kepolisian cepat menangani kasus kematian adiknya tersebut, agar pihak keluarga merasa tenang.