Penemuan Jasad

Kapolri Diminta Sediakan Psikolog Antisipasi Potensi Bunuh Diri

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyarankan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk memfasilitasi psikolog untuk memetakan kondisi psikologis anggota

Petugas Kepolisian, Polsuska, dan petugas KAI mengecek lokasi kejadian tertabraknya Kasat Narkoba Polres Jaktim di rel Jatinegara, Sabtu (29/4). apahabar.com/Andrey

apahabar.com, JAKARTA - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyarankan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk memfasilitasi psikolog untuk memetakan kondisi psikologis anggota Polri.

Maka hal tersebut dinilai dapat meminimalisir peluang bunuh diri dan didistribusi di tingkat Polres.

"Setahu saya psikolog masih belum ada di level polres," kata Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti, Minggu (30/4).

Baca Juga: Sebelum Tewas Tertabrak Kereta, Kasat Narkoba Jaktim Keluhkan Penyakit Empedu Kronis

Ia menerangkan psikolog ditugaskan untuk menakar beban kerja anggota Polri yang disinkronisasi dengan kondisi kejiwaan para anggota Korps Bhayangkara.

Lebih lanjut terdapat kasus bunuh diri yang dilakukan Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Alfirts Towolio di rel kereta Stasiun Jatinegara.

Poengky menyebut, sepanjang 2023 dirinya mencatat ada empat kasus dugaan polisi bunuh diri, yakni di Samosir, Gorontalo, Banten dan Jakarta.

"Kami turut berduka cita atas meninggalnya AKBP Buddy," kata Poengky.

Baca Juga: Diduga Sengaja Akhiri Hidup, Kasat Narkoba Polres Jaktim Tewas Tertabrak Kereta

Poengky menuturkan, dari pengamatan yang ia lakukan, pelaku bunuh diri yang merupakan anggota Polri rata-rata adalah bintara, dengan motif bunuh diri bermacam-macam, ada yang khawatir karena tersangkut kasus pidana, ada yang depresi karena masalah pribadi, ada yang bunuh diri karena faktor ekonomi, dan lain-lain.

Para bintara terbilang terbanyak di Polri yang dalam melaksanakan tugas-tugasnya dipimpin oleh perwira.

Kemudian, pendidikan mental di Polri ada perbedaan antara perwira dan bintara. Untuk perwira lebih dikhususkan pada kepemimpinan, sedangkan Bintara sebagai pekerja.

"Kami melihat bahwa polisi juga manusia biasa yang mempunyai beragam masalah dalam kehidupannya," jelasnya.

Baca Juga: Kasat Narkoba Polres Jaktim 'Bundir' Frustasi Penyakitan

Polri perlu memperhatikan tidak hanya fisik anggota, melainkan juga perlu merawat mental/psikis anggota. Lalu melakukan pemeriksaan rutin fisik dan psikologis melalui tempat konseling bagi anggota Polri.

"Apalagi bagi mereka yang dalam melakukan tugasnya harus menghadapi tekanan tinggi, misalnya harus menghadapi para pelaku kejahatan, dan sebagainya," papar Poengky.

"Kita tunggu hasil penyelidikannya ya," pungkasnya.