Kalteng

Kapolresta Palangka Raya: Yongki Meninggal karena Hipotermia

apahabar.com, PALANGKA RAYA — Tim SAR gabungan berhasil menemukan Yongki Astro Prayogi (41) yang dilaporkan hilang…

Satreskrim Polresta Palangka Raya melakukan olah tempat kejadian perkara, tempat ditemukannya Yongki Asto Prayogi, Jumat (1/1/2021). Foto-Istimewa

apahabar.com, PALANGKA RAYA — Tim SAR gabungan berhasil menemukan Yongki Astro Prayogi (41) yang dilaporkan hilang saat berada di kawasan Taman Wisata Alam Batu Banama Tangkiling Palangka Raya, Kalteng, sejak lima hari lalu.

Kapolresta Palangka Raya, Kombes Jaladri menjelaskan, dari hasil visum yang dilakukan oleh dr Ricka Brillianty Zaluchu, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Menurut dokter forensik, lanjut Jaladri, diduga korban meninggal sejak Minggu malam karena hipotermia atau penurunan suhu tubuh karena cuaca yang dapat mengakibatkan kematian.

Sementara Kasat Reskrim Polresta Palangka, Kompol Todoan A Gultom, menyatakan pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara.

“Hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” ujarnya.

Kepala Instalasi Forensik dokter Ricka Brillianty Zaluchu, menegaskan, memang tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Almarhum meninggal karena hipotermia. Kemungkinan, korban tergelincir saat mau turun hingga jatuh terguling dengan wajah duluan.

“Kita menemukan waktu kematian kurang lebih hari kelima dari hari dilaporkan hilang. Hal ini berdasarkan jumlah belatung yang sudah besar-besar di atas dua sentimeter,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, guna mencari Yongki Asto Prayogi (41) Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Palangka Raya bersama Tim SAR gabungan melakukan penyisiran 9 bukit di Tangkiling.

Pencarian selama 4 hari tersebut akhirnya berbuah hasil, Yongki ditemukan di Lembah Bukit Tangkiling, Jumat (1/1), pukul 10.15 WIB.

Tetapi saat ditemukan, anggota senior Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Dozer Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya (UPR) ini, sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Kepala KPP Palangka Raya, Muhamad Hariyadi, mengatakan bahwa pihaknya menemukan korban di Lembah Bukit Tangkiling pada koordinat 01°59'36" S-113° 45'31" E dengan jarak kurang lebih 372 meter dari lokasi diduga korban terjatuh di Bukit Tangkiling.

Kasie Operasional Basarnas Palangka Raya Adliandy Salman mengungkapkan, kesulitan mencari korban hingga memakan waktu berhari-hari lantaran medan yang terjal. Apalagi saat pencarian cuaca tidak bersahabat.

Untuk menemukan keberadaan korban, pihaknya harus menyisir 9 bukit yang ada di Tangkiling.

Berbekal informasi penjaga warung dan warga sekitar yang melihat ciri-ciri mirip korban, akhirnya pencarian membuahkan hasil.

Yogie Pratiko Edelsetyo yang merupakan salah satu anggota Emergency Respon Palangka (ERP), mengungkapkan korban pertama kali ditemukan oleh regu Mapala Dozer, di Bukit Banturung.

"Ditemukan dari titik nol Batu Banama, jika mengikuti jalur sekitar 3 kilometer. Tapi kalau tembak lurus tidak sampai 2 kilometer," ujarnya.

Saat ditemukan, posisi muka korban menghadap ke tanah, meringkuk dan tidak bisa dikenali lagi wajahnya.

Diakuinya, kesulitan mencari korban, karena minimnya informasi awal dan medan tidak menentu.

"Kami sering mandek, karena sering hujan lebat sewaktu pencarian. Pencarian sejak pukul 08.00 WIB, siang istirahat dan dilanjutkan sekitar pukul 13.00 hingga pukul 17.00 WIB," ujarnya.