bakabar.com, BANJARBARU -Sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan mulai memasuki puncak musim hujan sejak November 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalsel mencatat, intensitas hujan tinggi telah terjadi di berbagai daerah sejak akhir Oktober 2025.
“Kami memprediksi curah hujan di bagian barat Kalsel bisa mencapai lebih dari 100 milimeter sepanjang November 2025,” jelas prakirawan Stasiun Klimatologi (Staklim) Kalsel, M Agvi Septianor, Kamis (13/11).
Meski perlu melihat perkembangan dalam tiga dasarian (periode 10 harian) kedepan untuk memastikan puncak musim hujan, Kalsel sudah terindikasi mulai memasuki puncak musim hujan.
Sebagai tindak lanjut, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, terutama yang tinggal di kawasan perbukitan, dataran rendah, dan bantaran sungai.
“Warga di daerah pegunungan atau perbukitan, perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi tanah longsor. Musim hujan sudah mulai aktif, sehingga harus siap,” pesan Agvi.
Sementara Ketua Pokja Pengelolaan Data dan Informasi Staklim Kelas I Kalsel, Wiji Cahyadi, menjelaskan fenomena la nina lemah sedang berlangsung di Indonesia. Kondisi ini dapat meningkatkan curah hujan di berbagai daerah, termasuk Kalsel.
“Kondisi la nina lemah ini diperkirakan berlangsung hingga awal 2026. Sedangkan indeks Indian Ocean Dipole (IOD) juga berada di fase negatif dan akan bertahan sampai akhir tahun,” ungkap Wiji.
Kombinasi dua fenomena iklim tersebut akan meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, dan gelombang pasang.
“Kami lebih konsentrasi pada antisipasi bencana hidrometeorologi yang kemungkinan meningkat hingga awal tahun depan,” tegasnya.
BMKG memperkirakan puncak musim hujan di Kalsel akan terjadi November hingga Desember 2025. Namun di beberapa wilayah bisa berlanjut hingga Januari sampai Mei 2026.