Nasional

Kalsel Harus Waspadai Kebakaran Dahsyat Hutan California

apahabar.com, BANJARMASIN– Kebakaran dahsyat yang melanda negara bagian di Amerika, tepatnya di Hutan California mesti diwaspadai….

Kebakaran terdahsyat hutan Amerika melanda hutan di California Foto: Dunia Tenpo.co

apahabar.com, BANJARMASIN– Kebakaran dahsyat yang melanda negara bagian di Amerika, tepatnya di Hutan California mesti diwaspadai. Medio September 2018 silam, di Kalimantan Selatan, luasan lahan yang terbakar karena kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mencapai 1.476 hektare.

“Lahan yang terbakar seluas itu merupakan kumulatif sejak Januari hingga 2 September 2018 dan tersebar di seluruh kabupaten dan kota,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan, Wahyudin dilansir TEMPO di Banjarbaru, beberapa waktu lalu.

Kala itu, menurut Wakil Komandan I Satuan Tugas Penanggulangan Karhutla Kalimantan Selatan itu, kebakaran hutan dan lahan pada seluruh kabupaten dan kota tersebut terjadi dengan luasan bervariasi. Kebakaran hutan dan lahan di daerah itu terbagi dalam 13 kabupaten dan kota dipicu oleh musim kemarau yang kemudian menimbulkan cuaca panas dan kekeringan.

Musim kemarau dan kekeringan yang melanda Kalimantan Selatan membuat hutan maupun lahan kosong mudah terbakar. “Sehingga menimbulkan asap yang dampaknya mengganggu seluruh sektor,” ujar Wahyudin.

Wahyudin menjelaskan, wilayah yang paling luas terbakar adalah hutan dan lahan di Kota Banjarbaru mencapai 371,6 hektare, disusul Kabupaten Tanah Laut 304,1 hektare dan Banjar 282,25 hektare. Kemudian, Kabupaten Tapin seluas 152,15 hektare, Kabupaten Hulu Sungai Selatan 148,1 hektare, Hulu Sungai Utara 95 hektare, Tanah Bumbu 36 hektare, Balangan 32,5 hektare dan daerah lain di bawah 20 hektare.

Adapun jumlah seluruh hutan dan lahan yang terbakar itu merupakan rekapitulasi luas lahan terbakar di kabupaten dan kota se-Kalsel sejak Januari hingga September dengan 431 kejadian.

Pihaknya mewaspadai kebakaran hutan dan lahan pada lima daerah rawan yang letaknya berdekatan dengan Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin di Kota Banjarbaru.

“Kami mewaspadai Karhutla di luar kawasan bandara karena apabila terjadi kebakaran dan menimbulkan kabut asap, maka dampaknya sangat besar bagi penerbangan,” ujar Wahyudin.

Menurut Wahyudin, kawasan yang paling banyak terbakar di sekitar bandara adalah lahan gambut sehingga membuat personel satuan tugas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan sulit memadamkannya. “Pemadaman kebakaran lahan gambut sangat sulit karena kobaran api yang ada di permukaan dipadamkan, tetapi di lapisan bawahnya bisa menyala sewaktu-waktu dan api berkobar lagi,” katanya.

Dari informasi yang dihimpun, kebakaran yang melanda Hutan California telah menelan setidaknya 71 korban jiwa. Sementara itu, lebih dari 1,000 orang dilaporkan hilang dan petugas menyebut jumlah itu bisa bertambah. Dari informasi yang didapat Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, total kebakaran yang baru dapat dipadamkan 50% dari total luas kebakaran mencapain 590 Km2.

Sutopo mengatakan, pihaknya mengaku kesulitan mendapat informasi terkait kebakaran tersebut.”Saya sudah minta video atau foto kebakaran saat ini ke beberapa teman di Amerika tapi mereka juga kesulitan memperoleh. FEMA [Departemen Dalam Negeri Amerika] jarang menyampaikan data dan video bencana,” tuturnya dalam akun twitter miliknya yang terverivikasi.

Soal ini, ia menilai BNPB lebih cepat menyampaikan data, analisis dan penanganan bencana, termasuk foto/video kepada media dan masyarakat dibandingkan FEMA. “Indonesia lebih baik daripada Amerika dalam kehumasan penanggulangan bencana,” tuturnya.

Dampak kebakaran hutan yang melanda Amerika Serikat:

Luas kebakaran: 590 km2.
Korban tewas: 79 orang.
Korban hilang: lebih dari 1.300 orang.
Jumlah pemadam kebakaran: 550 orang.
Bangunan hangus: 9.700 rumah/bangunan.

Sumber: BNPB

Editor: Fariz