Kalsel Bersiap Hadapi Bonus Usia Tua, Kader Posyandu Lansia Diperkuat

Seiring meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia), Kalimantan Selatan mulai bersiap menghadapi fenomena bonus usia tua.

Kadinkes Kalsel, dr Diauddin. Foto: bakabar.com/Hasan

bakabar.com, BANJARBARU - Seiring peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (lansia), Pemprov Kalimantan Selatan mulai bersiap menghadapi fenomena bonus usia tua dengan memperkuat kapasitas kader posyandu. Langkah ini dilakukan agar para lansia tetap sehat, aktif, dan produktif di usia senja.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel, dr Diauddin, menjelaskan bahwa peningkatan usia harapan hidup masyarakat menjadi tantangan baru yang harus dihadapi secara serius.

“Permasalahan kesehatan lansia memerlukan waktu, tenaga, dan biaya besar. Fokus kami sekarang adalah memperkuat upaya promotif dan preventif melalui kader posyandu,” papar Diauddin, Kamis (17/10).

Dalam Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, usia harapan hidup penduduk Indonesia 2024 mencapai 75,02 tahun atau meningkat dibanding tahun sebelumnya. Sementara di Kalimantan Selatan, angka harapan hidup tercatat 74,18 tahun.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa jumlah lansia di daerah akan terus bertambah dan memerlukan perhatian khusus, baik dari sisi kesehatan maupun sosial.

Namun peningkatan jumlah lansia juga membawa tantangan tersendiri. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, kelompok lansia masih rentan terhadap berbagai penyakit tidak menular seperti hipertensi, jantung, stroke, kolesterol, dan diabetes.

Kemudian penyakit menular seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), pneumonia, hingga TBC juga masih mengintai mereka.

Tidak keliru kalau Dinkes Kalsel berupaya memperkuat peran kader posyandu dalam melakukan deteksi dini, edukasi gaya hidup sehat, serta pendampingan lansia di komunitas.

“Kader posyandu menjadi ujung tombak pelayanan di masyarakat. Mereka harus dibekali pengetahuan dan keterampilan agar mampu membantu lansia menjaga kesehatannya secara mandiri,” jelas Diauddin.

Dengan dukungan lintas sektor dan keterlibatan keluarga, diharapkan lansia di Kalsel tidak hanya panjang umur, tetapi juga menikmati masa tua yang berkualitas.

“Bonus usia tua harus dijadikan peluang, bukan sebagai beban. Lansia yang sehat dan produktif bisa tetap berkontribusi bagi masyarakat,” tutup Diauddin.