Kalsel Alami Inflasi, Ini Penyebabnya

Kalimantan Selatan sempat mengalami deflasi 0,05 persen secara Month to Month pada Mei 2023 kemarin.

Ilustrasi inflasi Kalsel. Foto-Kompas.com

apahabar.com, BANJARBARU - Sempat mengalami deflasi 0,05 persen secara Month to Month pada Mei 2023 kemarin, namun pada Juli tadi, Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali mengalami inflasi.

Kepala Badan Pusat Statistik Kalsel, Martin Wibisono mencatat inflasi di Kalsel terjadi sekitar 0,004 persen. "(itu) Dari tiga daerah yang menjadi sampel," kata Martin, Selasa (8/8).

Sementara dari year on year (yoy), terjadi inflasi 3,93 persen pada gabungan tiga daerah. Dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 118,94.

"Tiga daerah yang menjadi sampel IHK di Kalsel, semuanya mengalami inflasi secara yoy," imbuhnya.

Martin menyampaikan, laju inflasi Kalsel paling tinggi di Kotabaru, yakni mencapai 4,10 persen dengan IHK 122,44.

Kemudian Banjarmasin dengan inflasi 4,06 persen dengan IHK sebesar 118,94.

Sedangkan Tabalong mengalami inflasi yoy 2,27 persen, dengan IHK sebesar 116,47.

Inflasi sendiri terjadi karena ada kenaikan harga yang ditunjukkan oleh 10 indeks kelompok pengeluaran secara tahun ke tahun.

Angara lain kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,88 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,99 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya sebesar 3,10 persen.

Selanjutnya kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 3,79 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,38 persen, dan kelompok transportasi sebesar 8,55 persen.

Sementara itu, kelompok rekreasi olahraga dan budaya sebesar 5,39 persen, kelompok pendidikan sebesar 5,21 persen, serta kelompok penyediaan makanan dan restoran sebesar 1,17 persen.

"Terakhir, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,53 persen," kata Martin.

Di sisi lain, komoditas yang memberi andil terbesar inflasi yoy Juli 2023, antara lain beras, bensin, rokok kretek filter, tarif PAM, sewa rumah, mobil, biaya bimbingan belajar, bawang putih, telur ayam ras dan emas perhiasan.

Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi adalah minyak goreng, bawang merah, ikan gabus, cabai merah, cabai rawit, mangga, tomat, tv berwarna, ikan peda, dan kacang panjang.

Baca Juga: Jaga Inflasi, Dinas Ketahanan Pangan Kapuas Gelar Pasar Murah