Indeks Pembangunan Manusia

Kalahkan Banjarmasin, Banjarbaru Raih IPM Tertinggi se-Kalsel

Kota Banjarbaru mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi pada 2022 dengan menduduki peringkat satu dari 13 kota dan kabupaten di Kalimantan Selatan.

Wali Kota Banjarbaru M Aditya Mufti Ariffin saat menerima penghargaan dari Kementerian Hukum dan HAM RI pada beberapa waktu lalu. Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA - Kota Banjarbaru mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi pada 2022 dengan menduduki peringkat satu dari 13 kota dan kabupaten di Kalimantan Selatan berdasarkan penilaian Badan Pusat Statistik (BPS).

Wali Kota Banjarbaru M Aditya Mufti Ariffin di Banjarbaru, Sabtu (18/2) mengatakan bersyukur atas keunggulan IPM yang sekaligus sebagai bukti kualitas hidup lebih tinggi dibanding daerah lain di Provinsi Kalimantan Selatan.

"Kami bersyukur atas peringkat satu IPM se-Kalsel, semuanya tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi di Kota Banjarbaru sepanjang tahun 2022 yang semakin baik," ujar Aditya.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik, Aditya mengatakan IPM di Ibu Kota Provinsi Kalsel tersebut pada 2022 mendapat nilai tertinggi dibandingkan kabupaten dan kota lainnya, yakni 79,68.

Baca Juga: Kontroversi Kebakaran Q-Mall Banjarbaru, Manajemen Bilang Cuma Aspal

Penghitungan BPS menggunakan metode terbaru itu menunjukkan nilai IPM di Banjarbaru mengalami peningkatan dibandingkan dua tahun sebelumnya tercatat 79,10 pada 2020 dan 79,26 selama 2021.

Sementara itu, urutan kedua nilai IPM tertinggi dari 13 kabupaten dan kota di Kalsel diduduki Kota Banjarmasin dengan nilai 77,97 disusul Kabupaten Tabalong dengan nilai 73,13.

Diketahui, di bawah kepemimpinan Wali Kota Aditya Mufti Ariffin, komponen yang menjadi pembentuk Indeks Pembangunan Manusia didongkrak dari angka harapan hidup.

Baca Juga: Investasi di Banjarbaru Naik 3 Kali Lipat Setelah Jadi IKP!

"Peningkatan angka harapan hidup itu bisa dilihat dari bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup yang tinggi di angka 72,36 atau mengalami peningkatan dari tahun 2021 yakni 72,10," tutur Aditya.

Meningkatnya umur harapan hidup menunjukkan derajat kesehatan masyarakat semakin baik dan komponen itu terus ditingkatkan dengan menyiapkan fasilitas dan layanan kesehatan yang lebih baik.

Selain umur harapan hidup, dua komponen dasar pembentuk IPM, yakni dimensi pengetahuan dan standar hidup layak serta bidang pendidikan dan ekonomi menjadi fokus perhatian Pemkot Banjarbaru.

"Kami terus mendorong kualitas pendidikan dan juga mempercepat pertumbuhan ekonomi dan yakin semua bisa dilakukan dengan kolaborasi antara pemkot, swasta dan masyarakat," ujar Aditya.

Baca Juga: Banjarbaru Masuk Daftar Kota Paling Rawan di Pemilu 2024!

Ditambahkan, sektor pembentuk IPM terus didorong mulai dari program RT Mandiri yang telah menciptakan lapangan usaha bagi masyarakat, pemberian beasiswa keagamaan bagi santri ke luar negeri.

Kemudian, program kepedulian pemkot yakni homecare yang telah melayani ribuan kebutuhan anggota masyarakat dengan memberikan layanan kesehatan dari rumah ke rumah warga di kota setempat.

Untuk diketahui, IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan membangun kualitas hidup masyarakat, semakin tinggi nilai IPM menunjukkan pencapaian pembangunan manusia semakin baik.