HUT PDI Perjuangan

Kala Megawati Roasting Jokowi Saat HUT Ke-50 PDI-Perjuangan

Ada yang menarik dalam perayaan HUT ke-50 PDI-Perjuangan. Kali ini, Presiden Jokowi jadi 'korban' guyonan khas Megawati. 

Megawati saat berpidato dalam perayaan HUT ke-50 PDI-Perjuangan, Selasa (10/1). apahabar.com/Dian

apahabar.com, JAKARTA - Ada yang menarik dalam perhelatan HUT ke-50 PDI-Perjuangan. Kali ini, Presiden Jokowi jadi 'korban' guyonan khas Megawati.

Sebelum itu Megawati lebih dulu membahas dualisme yang pernah merundung internal PDI-Perjuangan.  

"Kan ada dualisme PDI Suryadi, PDI Promeg (Pro-Mega). Waktu itu saya dipanggil PAM Mendagri siapa ya, terus dibilang enggak bisa ikut, bu. Karena PDI yang diakui pemerintah PDI Suryadi. Lok kok ini negara opo yo," jelas Mega dalam pidatonya.

Mega tak gentar. Menurutnya perempuan tetap bisa menjadi seorang ketua partai politik. "Kenapa? satu perempuan, dua cantik, tiga karismatik, empat pintar," jelasnya.

Baca Juga: HUT PDI Perjuangan: Surprise Megawati Umumkan Calon Presiden

"Untung saya pintar loh. Jadi kalau mau mejeng, kan sekarang itu apa namanya, selfie, selfie. Kalau aku mau selfie, oh pasti pengikut ku okeh," sambungnya lagi.

Mega kemudian menceritakan sederet prestasi yang pernah ia terima. "Aku tau-tau ketiban profesor saja dua. Doktor honoris causa 9, masih nunggu nek 5 karena pandemi. Aku dewe sampai garuk-garuk kepala, iki goro-goro opo yo. Terus CNBC kasih saya award," jelas putri Soekarno, Presiden pertama RI tersebut.

Pidato Mega selanjutnya melompat ke siapa sosok calon presiden yang bakal diusung PDI-Perjuangan selaku partai pemenang. "Ada pertanyaan, pemimpin ke depan yang ibu harapkan itu seperti apa? Kok lo ga liat gue ya. Orang jelas-jelas ada," Mega sembari tertawa.

Baca Juga: Megawati Umumkan Capres di HUT PDIP atau Hari Lahir Pancasila?

Selanjutnya, mulailah Mega menyentil cerita Jokowi saat mencalonkan diri pada Pilpres 2014. Menurutnya, mantan gubernur DKI Jakarta tersebut tak bisa seperti sekarang jika tanpa PDI-Perjuangan.

"Pak Jokowi itu ngono loh yo. Mentang-mentang. Padahal lah iya, Pak Jokowi kalau ga ada PDIP aduh kasian dah," candanya disambut riuh tepuk tangan ribuan massa kader PDI-Perjuangan.

Jokowi, menurut Mega, dulu tak memiliki legal formal atau kendaraan politik untuk menjadi calon presiden.

"Loh legal formal beliau jadi presiden itu enggak ada. Legal formal. Diikuti terus sama saya, aturan mainnya. Terus Pak Maruf saya minta. Kaget Pak Maruf," ungkap Mega merujuk Maruf Amin, wakil presiden Jokowi saat ini. 

Mega mengaku menjadi sosok yang memasangkan Maruf Amin dengan Jokowi. "Pak Maruf itu dulu sama-sama di PPI-P. Terus setelah itu, ada Pak Mahfud. Terus saya bilang, Pak Jokowi. Pak entar kalau ini, saya minta izin pendamping bapak itu Pak Maruf ya. Saya bilang Pak Maruf kan, terus bilang Pak Mahfud diambil sebagai Menkopolhukam," jelasnya.

"Terus saya bilang mereka, kok enak banget ya. Aku tadinya bos mereka. Eh tiba-tiba diambil Pak Jokowi. Tung tung tung. Lah kok ora dicupuk yo. Lah kan mestine ya katut kan aku, enggak. Tetap saja PDI-P, ya sudah, karena saya kan enggak cari kuasa," jelas Mega.

Selesai pidatonya, Mega belum juga mengumumkan siapa bakal capres yang bakal diusung PDI-Perjuangan di Pilpres 2024.