News

Kakak Beradik Mendadak Yatim Piatu di Balangan, Habib Zacky Turun Tangan

apahabar.com, PARINGIN – Mahfud (7) dan Nafisa (1) dua bocah asal Paringin, Kabupaten Balangan yatim piatu…

Sahroni dan Susilawati meninggalkan dua anak yang masih di bawah umur. Foto: Ist

apahabar.com, PARINGIN – Mahfud (7) dan Nafisa (1) dua bocah asal Paringin, Kabupaten Balangan yatim piatu usai kedua orang tuanya meninggal.

Ayah dan ibunya adalah Sahroni dan Susilawati meninggal karena tersetrum arus listrik saat memperbaiki atap rumah, Jumat (25/2) lalu.

Sahroni dan Susilawati bekerja sebagai pedagang toko kelontongan di area terminal Paringin, Kabupaten Balangan.

Belakangan, nasib kedua bocah pascameninggalnya pasutri itu mengundang perhatian Ketua Istana Anak Yatim Kabupaten Balangan, Habib Muhammad Zacky. Ia siap memberikan bantuan jika pihak keluarga tidak ada yang merawat.

“Meski bangunan istana anak yatim Balangan belum berdiri, kita bisa membantu mencarikan orang yang akan merawat mereka,” ucap Habib Zacky kepada apahabar.com, Senin (28/2).

Habib Zacky menjelaskan untuk anak berumur 1 tahun akan dicarikan orang yang mau mengadopsi. Dan untuk berumur 7 tahun akan dimasukkan ke Pondok Pesantren Riyadhul Muhibbin di Desa Bungin.

“Pada intinya kami sangat siap membantu,” ujarnya.

Mahfud dan Nafisa, seperti diwartakan sebelumnya, dulunya tinggal berlima bersama ayah Sahroni. Usai insiden memilukan kemarin, kini hanya ada kakek yang menemani mereka berdua.

"Kasian padahal anaknya masih kecil. Saya melihat kalau pagi kakek menggendong dan mengajak jalan cucunya, saat Roni dan Susi berdagang di toko," ucap Siti warga sekitar.

Di kalangan pembeli, Sahroni dikenal sebagai pribadi yang ramah tamah.

"Sangat ramah," ucap Jaka warga Komplek 25, Kecamatan Paringin.

Pemakaman kedua orang tua Mahfud dan Nafisa dilakukan di kampung halaman, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Sabtu (26/2) kemarin.

Tak hanya kepiluan, kematian keduanya juga masih meninggalkan tanda tanya. Norsiah menjelaskan insiden maut itu terjadi sekitar pukul 10.30.

Saat itu Roni yang sedang memperbaiki parabola di atap rumahnya seketika tersetrum. Mengetahui peristiwa itu, sang istri berniat membantu.

"Dia naik ke atap berniat ingin membantu. Tanpa diduga ia juga ikut tersetrum," ungkap Norsiah.

Namun salah satu petugas PLN Paringin mengatakan bahwa kabel listrik yang ada di atas atap rumah bukanlah satu-satunya pemicu korban tewas ketika tersentuh.

"Kemungkinan ada bagian luar kabel yang terkelupas, mungkin akibat gesekan dengan atap yang terbuat dari besi seng," ucapnya

Soal ini, Kapolsek Paringin, Ipda Eko Budi Mulyono memastikan penyelidikan penyebab kematian Sahroni dan Susi terus digelar penyidik.

"Sementara diduga karena tersetrum arus listrik, penyelidikan masih bergulir," ujar Eko.

Cerita Pilu dari Balangan, Mendadak Yatim Piatu Setelah Ortu Tewas Tersetrum