Kaesang-Erina Larang Tamu Tasyakuran Pakai Batik Parang Lereng, Begini Alasannya

Beberapa aturan harus diterapkan oleh para tamu undangan yang hadir dalam acara tasyakuran Kaesang Pangarep dan Erina Gudono pada hari Sabtu (10/12) dan Minggu

Kaesang dan Erina. Foto-Instagram

apahabar.com, BANJARMASIN - Beberapa aturan harus diterapkan oleh para tamu undangan yang hadir dalam acara tasyakuran Kaesang Pangarep dan Erina Gudono pada Sabtu (10/12) dan Minggu (11/12) mendatang.

Salah satunya adalah larangan untuk mengenakan pakaian batik dengan motif parang lereng.

Larangan tersebut disampaikan langsung oleh Gibran Rakabuming, kakak Kaesang.

Gibran mengaku larangan tersebut merupakan permintaan dari Pura Mangkunegaran yang meminta tamu undangan tidak mengenakan kain batik motif tersebut.

Baca Juga: Dibagikan Hotman Paris, Intip Desain Undangan Pernikahan Kaesang dan Erina yang Asli

"Untuk masuk pura nggak boleh ada parang lereng. Itu aturan dari Kanjeng Gusti (KGPAA Mangkunegara X, Bhre Cakrahutomo Wirasudjiwo)," kata kakak Kaesang dilansir Insertlive, Selasa (6/12).

Batik Parang Lereng merupakan batik yang memiliki ciri motif berulang mengikuti garis diagonal. Motif tersebut konon diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusumo.

Motif itu diciptakan Sang Susuhunan Agung yasa lantaran terinspirasi dengan ombak yang menggulung-gulung saat melakukan meditasi di di Pantai Selatan Jawa.

Baca Juga: Kaesang Pangarep-Erina Gudono Jalani Tes Pasangan Jelang Pernikahan, Manfaatnya Apa?

Kemudian pada Dinasti Mataram sampai awal kemerdekaan Indonesia, batik motif parang lereng hanya dapat digunakan oleh para raja dan keturunannya.

Seiring berjalannya waktu, sudah banyak orang yang menggunakan batik tersebut. Namun, motif parang lereng masih dilarang digunakan di lingkungan Keraton Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman.