Libur Nataru

Kadin: Perputaran Uang Selama Libur Nataru Capai Rp80,2 Triliun

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang memprediksi perputaran uang selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru)

Suasana ruang keberangkatan penumpang di Stasiun Gambir. Foto: apahabar.com/Gabid Hanafie

apahabar.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang memprediksi perputaran uang selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mencapai Rp80,2 triliun.

Mengacu data Kementerian Perhubungan, jumlah orang yang akan melakukan liburan Nataru diperkirakan mencapai 104 juta orang. Jumlah tersebut setara dengan 26.750.000 keluarga.

Perputaran uang mencapai Rp80,2 triliun tersebut merupakan prediksi moderat, jika diasumsikan setiap keluarga membawa rata-rata uang Rp3 juta.

“Tentu ini kesempatan masyarakat untuk merayakan natal bersama keluarga dikampung halaman masing masing secara normal karena tidak lagi ada pembatasan seperti tahun sebelumnya,” katanya melalui keterangan resmi, Rabu (13/12).

Baca Juga: Apindo: Bisnis di Tahun Politik Minim Dongkrak Belanja APBN

Baca Juga: CORE Pesimis Tiga Capres Serius Pangkas Utang Luar Negeri

Sarman menilai dengan besaran perputaran uang tersebut menurutnya sangat strategis memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

Khususnya, pertumbuhan ekonomi triwulan IV yang ditargetkan bisa mencapai 5% lebih, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nasional 2023 diangka 5%, mengingat pertumbuhan ekonomi di kuartal III hanya mencapai 4,94%.

Adapun berbagai sektor yang diprediksi akan menikmati kue perputaran yang selama libur Nataru di antaranya sektor pariwisata beserta turunannya seperti hotel, motel, villa, apartemen, restoran, cafe, pusat perbelanjaan/mall, pusat hiburan dan wisata, kuliner khas daerah, pusat oleh oleh dan aneka produk UMKM termasuk warung dan mini market.

Baca Juga: Indonesia Perlu Diversifikasi Ekspor, Kurangi Ketergantungan China

Termasuk juga di antaranya sektor transportasi seperti penerbangan, transportasi online, rental/travel, bus dan kereta api dan juga tidak kalah sektor logistik dan jasa pengiriman karena akan banyak pengiriman bingkisan Natal dan Tahun baru

Sedangkan saat masyarakat merayakan libur di kampung halaman, penjualan pakaian dan aneka pernak-pernik aksesoris Natal di sektor ritel dan toko fesyen juga akan mengalami imbas perputaran uang tersebut.

“Artinya animo masyarakat yang akan melakukan liburan Natal 2023 dan Tahun baru 2024 yang mencapai 107 juta memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan daya beli masyarakat atau konsumsi rumah tangga yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2023,” terangnya.

Baca Juga: Tahun Politik Berpotensi Picu Pertumbuhan Ekonomi di Bawah 5 Persen

Agar perputaran uang selama libur Nataru maksimal, Sarman menyarankan agar kementerian terkait dan daerah perlu melakukan pengawasan agar para pengusaha pengelola berbagai jasa tidak menaikkan tarif dan harga secara serampangan.

"Bila perlu dibuatkan surat himbauan atau aturan batas atas seperti harga hote, motel, café, restoran, transportasi udara, kereta api, rental, pusat wisata dan warung makanan atau minuman tidak menaikkan harga yang nantinya akan mengurangi niat para warga untuk membelanjakan uangnya," ujarnya.

Hal ini penting dilakukan. Sebab, kenaikan secara berkali lipat akan dapat mengurangi atau membatalkan perjalanan liburan akhir tahun.

Baca Juga: 10 Kota Biaya Hidup Termahal, DKI Jakarta Urutan Pertama!

Baca Juga: Ada 3 Kota ‘Ngapak’ di Deretan Kota dengan Biaya Hidup Termurah

Sarman menekankan agar para pengelola jasa dapat memberikan pelayanan yang berkesan kepada warga yang berlibur maupun merayakan Nataru di kampung halaman.

Sarman menilai dengan perputaran uang selama Libur Natal 2023 dan Tahun baru 2024 akan mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2023 mencapai 5%. Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 bisa bertahan diangka 5%.

Ia juga mengimbau agar warga yang melakukan libur Nataru tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Sebab, belakangan kembali muncul sub varian EG.5 atau Eris yang kasusnya sudah muncul di Singapura dan Indonesia.

Baca Juga: BPS Tangkap Perubahan Ekosistem Transaksi Ekonomi

Baca Juga: BPS Temukan Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat Pasca-Pandemi

"Semoga Perayaan natal 2023 dan liburan tahun baru berjalan lancar, aman, nyaman dan meriah," pungkasnya.

Diketahui, puncak arus mudik libur Natal terjadi pada 22-23 Desember 2023. Sedangkan puncak arus balik diprediksi akan terjadi pada 26-27 Desember 2023.

Adapun puncak arus mudik libur tahun baru diprediksi terjadi pada 29-30 Desember 2023. Sedangkan puncak arus balik diprediksi terjadi pada 1-2 Januari 2024.