Kalsel

Kabut Asap Akibat Karhutla Mulai Meresahkan

apahabar.com, BANJARBARU – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalsel semakin meluas. Akibatnya Kalsel mulai diselimuti…

Salah satu titik hotspot yang terekam dari pantauan udara di Kalimantan Selatan, Minggu pekan lalu. Foto-apahabar.com/Wahyu

apahabar.com, BANJARBARU – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalsel semakin meluas. Akibatnya Kalsel mulai diselimuti kabut asap, terutama pagi hari.

Memang memasuki siang hari, kabut asap mulai hilang seiring kemunculan sinar matahari. Namun, muncul kembali pada sore hari, seiring penurunan suhu jadi 27 derajat celcius.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, hingga 7 September 2019, 2.863,16 hektar kawasan hutan dan lahan ludes terbakar. Itu terbagi atas kebakaran lahan 2.785,41 hektar dan hutan 77,75 hektar.

Kabut Asap ini berdampak pada seluruh wilayah di Kalsel terkhusus wilayah Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru.

Hal ini disampaikan oleh staff forecaster prakirawan BMKG, Shaaimul. Untuk beberapa hari terakhir, katanya, visibillity atau jarak pandang bandara turun.

“Visibillity bandara turun hingga pagi tadi mencapai angka 600 meter. Diakibatkan banyaknya asap di beberapa titik di wilayah Kalsel bagian selatan,” ujarnya kepada apahabar.com, Minggu (08/09).

Ia menjelaskan asal mula kabut asap di wilayah bandara. Di antaranya, karena pada bagian barat arah sebaran asap menuju ke area bandara. Ditambah lagi, asap yang bercampur dengan kabut atau udara basah di permukaan. Akibatnya, perbedaan suhu udara ketika pagi hingga siang panas dan malam terasa sangat dingin, sehingga terbentuklah kabut tersebut.

“Dikarenakan banyaknya titik panas di sekitar wilayah bandara, kemudian kabut yang sering terjadi akhir-akhir ini, baik ketika malam hingga pagi hari, bercampur dengan asap kebakaran hutan atau lahan. Sehingga jarak pandang atau visibillity ketika malam hari mulai pukul 19.00 Wita semakin menurun, hingga mulai matahari muncul,” paparnya.

Sedangkan untuk pesawat take off atau landing biasanya dengan visibillity atau jarak pandang di atas 1 sampai 2 kilometer atau lebih idealnya lagi lebih dari 10 km. “Namun penerbangan untuk saat ini masih aman saja,” ujarnya mengakhiri.

Sementara itu, masyarakat yang tinggal di sekitar bandara juga mulai resah. Mereka merasakan dampak akibat kabut asap tersebut.

“Pedih di mata, baru buka pintu sebentar asapnya sudah masuk rumah. Mengganggu sekali lah,” ujar salah seorang warga Sukamara, Inna Sisbi Lailasa.

Senada dengan Inna, seorang warga perumahan Golf, Landasan Ulin, Egi juga merasakan demikian.

“Asapnya terasa banget sekarang. Sudah gak bisa keluar rumah gak pakai masker, kalau pagi sama sore menjelang malam yang parah, kalau siang sedang aja,” ujar Egi.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Muslim mengungkapkan, udara di Kalsel yang tercemar asap akan sangat berbahaya untuk pernafasan.

“Tentu saja berbahaya jika dihirup, bisa menimbulkan gangguan pernapasan,” ujarnya kepada apahabar.com tadi pagi.

Untuk itu pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk agar mengurangi aktivitas di luar rumah yang tidak begitu penting.

“Apabila terjadi peningkatan kabut asap maka sebaiknya tidak beraktivitas diluar rumah. Jika harus keluar rumah hendaknya menggunakan masker,” himbaunya.

“Bagi masyarakat yang terpapar kabut asap, misalnya mengalami gejala gangguan batuk dan pernapasan segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan” sambungnya.

Ia berharap masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk terus mengontrol kondisinya. Apabila dirasa mengalami gangguan pernapasan agar tidak mengalami ISPA akibat kabut asap yang mulai meneror Kalsel.

Baca Juga: KLHK Tingkatkan Kesiapsiagaan Atasi Karhutla di Bulan September

Baca Juga: Hari Ini, Teror Kabut Asap Belum Usai

Reporter: Nurul Mufidah
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin