Hot Borneo

JPO di Banjarbaru Dikerjakan Lusa, Pemerintah Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

apahabar.com, BANJARBARU – Pembangunan Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) di Jalan Ahmad Yani Kilometer 34 Banjarbaru bakal…

Lokasi pembangunan JPO di Jalan Ahmad Yani, Banjarbaru. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARBARU – Pembangunan Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) di Jalan Ahmad Yani Kilometer 34 Banjarbaru bakal dimulai Senin (25/7). Rekayasa lalu lintas di sekitar proyek pun disiapkan.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas PUPR, Eka Yuliesda Akbari, Sabtu (23/7).

“Untuk rekayasa lalu lintas dilakukan di sekitar SMPN 1 dan SMAN 1. Maaf, lalu lintas sedikit terganggu dikarenakan adanya proyek jembatan penyeberangan orang,” ujarnya.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarbaru, Adi Maulana, mengatakan jalan yang ditutup di arah keluar di Jalan Suryanata samping SPBU Coco.

“Bagi masyarakat yang biasanya keluar melalui jalan tersebut untuk ke A.Yani, sementara dapat mengakses jalan alternatif lainnya,” jelas Adi.

Dia menjelaskan rute alternatif bisa melalui arah menuju Jalan Bengkirai dan Jalan SMPN 1 melewati Jalan Pendidikan Masyarakat menuju Jalan Perdagangan belakang kantor KPP Pratama Banjarbaru.

Sementara untuk rute keluar kawasan SMAN 1 dapat melalui Jalan Keruing ke Jalan Galam menuju Jalan Bengkirai. Atau melalui Jalan Pendidikan Masyarakat menuju Jalan Perdagangan belakang kantor KPP Pratama Banjarbaru.

“Ini sampai masa pelaksanaan pekerjaan selesai, sesuai kontrak sampai 28 Desember 2022,” ungkapnya.

Saat ini, kata Adi, di lokasi proyek ada pemasangan kantor lapangan dan penggalian untuk pekerjaan pemancangan.

Adapun JPO yang menghubungkan Jalan Putri Junjung Buih dan Jalan Suryanata samping SPBU Coco Banjarbaru itu menelan biaya Rp5 miliar.

Pagu anggaran itu terbilang membengkak dari rencana anggaran semula dengan nominal senilai Rp3,5 miliar.

Perubahan nominal anggaran ini, kata Adi, dipengaruhi oleh perubahan atau kenaikan harga material. Dalam hal ini terjadi kenaikan harga pada baja.

“Setelah disurvei dan dilakukan perhitungan, ternyata ada kenaikan harga material baja sehingga diusulkan penyesuaian dan sudah mendapat persetujuan,” tuntasnya.