Fenomena El Nino

Jokowi Sebut Naiknya Harga Beras Gegara Fenomena Super El Nino

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap kenaikan harga beras di Indonesia berkaitan dengan fenomena Super El Nino yang terjadi belakangan ini.

Presiden Jokowi beserta jajarannya saat peresmian Terminal Tipe A Purworejo, Selasa (2/1). Foto: apahabar.com/Arimbi

apahabar.com, PURWOREJO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap kenaikan harga beras di Indonesia berkaitan dengan fenomena Super El Nino yang terjadi belakangan ini.

Fenomena Super El Nino merupakan situasi saat pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Akibat adanya pemanasan SML, potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik ikut naik sehingga mengurangi curah hujan di Indonesia.

Baca Juga: Datangi Pasar Purworejo, Jokowi: Harga Bahan Pokok Sudah Turun

Dampak Super El Nino, kata Jokowi, juga dirasakan oleh banyak negara selain Indonesia seperti Thailand, Vietnam, dan India. Akibatnya, fenomena Super El Nino itu terjadi di 22 negara yang tidak mengekspor berasnya.

"Akibat ekspor dihentikan, maka terjadi keguncangan harga beras di berbagai negara," katanya di sela kunjungan di Pasar Purworejo, Selasa (2/1).

Meski demikian, Jokowi menilai, di Indonesia harga beras hanya naik, bukan melonjak.

"Indonesia bisa menekan kenaikan harga karena punya cadangan beras yang memadai. Stok Bulog sangat mencukupi," sebut Jokowi.

Baca Juga: Pembangunan Terminal Tipe A Purworejo Habiskan Dana 35 Miliar

Lebih lanjut, Jokowi menuturkan pada akhir 2023 Indonesia masih memiliki stok 1,4 juta ton beras. Meski begitu, Jokowi memastikan cadangan beras akan kembali masuk ke Indonesia untuk memastikan ketahanan pangan dalam negeri.

Selain adanya kenaikan harga beras, Jokowi menilai fenomena Super El Nino juga berpengaruh pada masa panen padi di Indonesia.

"Akibat Super El Nino bisa menyebabkan panen juga mundur dari bulan biasanya," pungkasnya.