Pemilu 2024

Jokowi: Antisipasi 'Middle Income Trap' Demi Beralih Jadi Negara Maju

Presiden Joko Widodo menyebut Indonesia memiliki tenggat waktu 13 tahun untuk menentukan langkah menghadapi tantangan middle income trap.

Jokowi saat acara puncak Musra, di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (14/5). apahabar.com/Andey

apahabar.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyebut Indonesia memiliki tenggat waktu 13 tahun untuk menentukan langkah menghadapi tantangan middle income trap.

Indonesia bakal menghadapi waktu krusial untuk beralih menjadi negara maju.

"Peluang kita menjadi negara maju ada dalam 13 tahun ke depan, ini disampaikan para pakar, oleh para pakar dalam negeri maupun luar," kata Jokowi saat acara Puncak Musra di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5).

Baca Juga: Jokowi Ancam Reshuffle Menteri Jika 'Nyaleg' Perburuk Kinerja

Jokowi menerangkan Indonesia berpeluang menjadi negara maju. Sebab, Indonesia disebut memiliki bonus demografi dalam kurun waktu 13 tahun.

Dengan begitu, lanjut Jokowi, kesempatan tersebut harus dimaksimalkan dengan berbagai upaya. Jika tidak, Indonesia akan selamanya menjadi negara berkembang karena momentum demografi hanya sekali.

"Mereka tetap menjadi negara berkembang karena apa? Karena tidak bisa memanfaatkan peluang pada saat itu dan mengejarnya sudah tidak ada kesempatan lagi," ujar Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Klaim Belum Jatuhkan Pilihan Capres 2024

Ia mencontohkan beberapa negara Amerika Tengah yang gagal memanfaatkan bonus demografi pada 1959. Hal itu menyebabkan negara-negara Amerika Tengah seperti Brazil dan lainnya masih terjebak sebagai negara berkembang.

"Dari sejarah, saya pelajari, sejarah di Amerika latin tahun 50-an, tahun 60-an, tahun 70-an, mereka sudah berada di posisi negara berkembang masuk middle income tetapi sudah 60 tahun, sudah 50 tahun, mereka tetap menjadi negara berkembang, karena tidak bisa memanfaatkan peluang yang ada," imbuhnya.

"Dan dalam sejarah peradaban negara-negara yang saya lihat memang kesempatannya hanya sekali, kesempatannya hanya sekali dalam sejarah," sambung Jokowi.

Dia pun mengingatkan masyarakat untuk selektif memilih pemimpin yang akan datang. Ia meminta relawannya memilih pemimpin yang kuat dan berani mengambil risiko.

"Begitu kita keliru memilih pemimpin yang tepat untuk 13 tahun ke depan hilanglah kesempatan untuk jadi negara maju," pungkasnya.