ekonomi

JK: Kebanyakan Umat Islam Indonesia Hanya Jalankan Tiga Rukun Islam

JK menyebut karena kondisi ekonomi, kebanyakan umat islam di Indonesia hanya mampu menjalankan tiga rukun islam yaitu, syahadat, sholat dan puasa.

Jusuf Kalla bersama mahasiswa (i) Universitas Nahdlatul Ulama (Unusa) di sela acara Stadium Generale di Unusa Surabaya, Sabtu, 12 November 2022. (Foto: Tim Media JK)

apahabar.com, Jakarta-Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) menyebut kebanyakan umat islam di Indonesia hanya mampu menjalankan 3 dari 5 rukun islam yaitu, syahadat, sholat dan puasa.

Sementara rukun 4 dan 5 yaitu zakat dan haji hanya mampu dijalankan oleh Sebagian kecilnya saja. Hal itu karena kebanyakan umat islam di Indonesia adalah mereka yang berasal dari golongan menengah ke bawah.

Hal tersebut disampaikan JK saat menjadi pembicara di acara Stadium Generale di Universitas Nahdlatul Ulama (Unusa) Surabaya, Sabtu, 12 November 2022.

Baca Juga: Cerita JK, Pernah Merugi Jutaan Dolar karena Tak Percaya Teknologi Ponsel

Menurut JK, semua umat Islam mengetahui dan mampu menyebutkan secara lancar tentang lima rukun islam.

“Namun sebagian besar umat Islam di Indonesia hanya mampu mengerjakan tiga rukun Islam yaitu syahadat, shalat dan puasa. Rukun Islam keempat dan kelima, yaitu membayar zakat dan menunaikan haji hanya mampu dilakukan oleh sebagian muslim di Indonesia,” ungkap JK.

Untuk itu JK mengajak umat islam untuk menjajaki dunia entrepreneurship agar berdaya secara ekonomi dan mampu melaksanakan rukun islam secara sempurna. Jk menyebut gerakan tersebut sebagai gerakan 45, yaitu pelaksanaan rukun islam ke 4 dan 5.

“Olehnya itu, mari kita berjuang dan berusaha untuk mewujudkan Gerakan 45, yang tak lain bentuk dari rukun islam yang ke-4 (zakat) dan ke-5 (haji),” tambah Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI)tersebut.

Nabi Muhammad SAW Adalah Pedagang

Pada kesempatan tersebut JK mencontohkan kehidupan Rasulullah Muhammad SAW, yang usianya lebih lama menjadi pedagang dibanding menjadi Rasul. Nabi Muhammad diketahui berdagang dari usia 13 hingga 41 tahun, kemudian menjadi rasul dari 41 tahun hingga 63 tahun.

JK menilai, dengan memiliki harta atau menjadi orang kaya, maka Umat Islam bisa memberi manfaat kepada orang banyak, salah satunya melalui zakat. JK bahkan menegaskan, untuk bahagia di akhirat, maka harus bahagia di dunia terlebih dahulu.

Baca Juga: JK Ingin Pesantren Ciptakan Wirausaha Baru

Oleh karena itu, Ia sekali lagi mengingatkan para ulama dan pendakwah agar setiap menyampaikan ceramah untuk tidak hanya mengangkat tema soal akidah, akhlaq.

Para pendakwah atau penceramah justru harus mengangkat tema tentang mu’amalah atau bagaimana menguasai perekonomian.

“Seluruh negara maju, yang pertama diukur adalah kekayaannya, kemakmurannya. Itu yang harus diingat dan disadari,” ungkap JK.

Ekonomi Indonesia Dikuasai Keturunan Tionghoa

Lebih jauh, JK mengungkapkan bahwa perekonomian di Indonesia itu dikuasai oleh orang Tionghoa. Karena orang-orang Tinghoa memang dikenal sebagai pekerja keras, orang yang memiliki semangat tinggi. Agar juga mampu menguasai perekonomian, umat Islam harus berusaha untuk bekerja keras serta professional.

“Tanpa itu, kita kesulitan mewujudkan atau menyempurnakan lima rukun islam. Kita hanya bisa melakukan tiga rukun islam,” katanya.

Baca Juga: JK Sebut Mayoritas Masyarakat Indonesia Dukung Palestina Merdeka

Pada kesempatan sama, JK juga mengingatkan ribuan mahasiswa Unusa untuk tidak mengabaikan pendidikan. Sebab dengan melalui pendidikan serta pengetahuan akan menciptakan lapangan pekerjaan.

Bagi JK, hal itu merupakan solusi agar dapat memberi kemakmuran kepada orang lain serta mewujudkan insan yang rahmatan lil 'alamin.