Sport

Jika Jadi Ketum PSSI, Erick Thohir Siap Perbaiki Liga

apahabar.com, BANJARMASIN – Digadang jadi Ketua Umum PSSI, Erick Thohir angkat bicara. Jika diberi kesempatan, Erick…

Erick Thohir saat menghadiri deklarasi Repnas di Banjarmasin, Sabtu (26/1). Foto-apahabar.com/Muhammad Robby

apahabar.com, BANJARMASIN - Digadang jadi Ketua Umum PSSI, Erick Thohir angkat bicara. Jika diberi kesempatan, Erick siap membenahi liga sepakbola tanah air.

Mahfum, setelah Edy Rahmayadi memutuskan mundur pada Kongres Biasa PSSI di Bali beberapa waktu lalu, sejumlah nama pun muncul ke permukaan.

Salah satunya nama Erick Thohir. Ia dianggap sebagai sosok tepat memimpin induk organisasi sepakbola nasional tersebut. Mengingat pengalamannya di dunia sepakbola tidak singkat.

“Ini berdasarkan permintaan masyarakat kan, jadi harus diapresiasi,” ucapnya usai menghadiri kegiatan Deklarasi Relawan Pengusaha Nasional (Repnas) Kalsel untuk pasangan calon presiden nomor urut 01, Jokowi-Ma’ruf di Rattan In, Banjarmasin, Sabtu (26/1).

Menurutnya, sepakbola bisa maju apabila dikelola tanpa adanya politik. Pengelolaannya pun tambahnya bersifat transparan dan professional. Terkait permintaan masyarakat, ia pun merasa saat ini belum bisa menduduki pucuk tertinggi PSSI, karena terlibat politik praktis.

Lantaran, ia menjabat sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf di Pemilihan Presiden (Pilpres) 17 April 2019 mendatang.

“Saya harus menyelesaikan tugas sampai dengan April, setelah itu kita lihat lagi perkembangannya” jelasnya.

Baca Juga:Erick Thohir Optimis JokowiUnggul di Kalsel

Saat ini kepengurusan PSSI masih bersifat transisi, pasca mundurnya Edy Rahmayadi yang juga merangkap jabatan sebagai Gubernur Sumatera Utara. Kepengurusan itu meski dirampungkan terlebih dahulu sampai dengan 2020 akan datang.

"Namun, apabila nanti diberikan kesempatan. Saya akan memperbaiki Liga. Karena saya sudah ada pengalaman di dalam negeri maupun luar negeri,” cetusnya.

Ia menambahkan sepakbola Indonesia harus maju dan jangan kalah dengan negara lain. Ranking FIFA harus lebih baik dibanding negara yang lebih kecil dari Indonesia.

Dengan cara membangun tim nasional yang berpotensi dan memiliki kualitas yang baik. Menjanjikan Liga yang profesional dan transparan.

“Tak ada permainan kotor yang akan mengorbankan masyarakat pecinta bola. Hal ini yang sudah kita janjikan ke FIFA,” tutupnya.

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin