Jelang Euro 2024

Jerman Kalah, Eksperimen Gila Julian Nagelsmann Jadi Sorotan

Jerman harus mengakui keunggulan Turki pada pertandingan persahabatan, Minggu (19/11) dini hari WIB.

Kai Havertz selebrasi usai mencetak gol ke gawang Inggris tahun lalu. Foto: Instagram/kaihavertz29.

apahabar.com, JAKARTA - Jerman harus mengakui keunggulan Turki pada pertandingan persahabatan, Minggu (19/11) dini hari WIB.

Tim besutan Julian Nagelsmann harus takluk 2-3 dalam laga yang berlangsung di Olympiastadion Berlin.

Pada laga tersebut, sang pelatih menarik perhatian publik dengan startegi yang diterapkannya. Nagelsmann memasang gelanang serang Kai Havertz menjadi bek kiri.

Baca Juga: Hasil Kualifikasi Euro 2024 Tadi Malam: 3 Negara Raih Tiket ke Jerman

Keputusan itu bisa merupakan hal yang wajar dilakukan oleh seorang pelatih. Terlebih Nagelsmann baru melatih Ilkay Gundogan dan kolega selama dua bulan sebagai pengganti Hansi Flick.

Nahkoda berusia 36 tahun itu sedang melakukan perubahan atau meracik startegi untuk memperkokoh skuad demi menghadapi Euro 2024. Ia ingin mengembalikan Der Panzer menjadi tim yang kuat.

Menariknya, diprediksi akan tampil dengan tidak maksimal, pria 24 tahun itu justru berhasil menyumbangkan satu gol untuk der Panzer.

Baca Juga: Italia Gasak Makedonia 5-2, Spalletti Puji Kecepatan Federico Chiesa

Penampilan Havertz di duel tersebut seakan menjawab keraguannya dan menunjukkan kesuksesan eksperimen yang dilakukan sang pelatih.

Menurut mantan pelatih Bayern Munchen itu, Havertz merupakan pemain yang memiliki kualitas sangat baik. Maka dari itu, ia ingin melihat potensi lain yang dimiliki pemain Arsenal tersebut.

“Saya memiliki sebuah ide cemerlang, dan dia adalah pemain yang sangat luar biasa bagus,” ujar Nagelsmann.

Baca Juga: Inggris Menang 2-0 dari Malta, Southgate: Tapi Mainnya Jelek

Meski begitu, ia mengatakan permainan Havertz tidak selayaknya pemain yang berposisi asli bek kiri. Namun, menjadi bek kiri merupakan salah satu opsi yang baik untuk sang pemain.

“Bermain di bek kiri jadi opsi yang bagus untuk dirinya. Namun harus saya tekankan, ia tidak akan bermain selayaknya bek kiri klasik,” ungkap sang pelatih.

Skuad timnas Jerman sedang mengamati permainannya bersama sang pelatih. Foto: X/Spieltag Indonesia.

Selain itu, Nagelsman juga melakukan cara yang cukup menarik dalam memberikan pelajaran untuk tim besutannya.

Sehari sebelum pertandingan, ia mengajak seluruh anak asuhnya untuk menyaksikan pertandingan yang mereka mainkan dan menyaksikan kelemahan atau kesalahan yang timnya lakukan.

Baca Juga: Jerman Bungkam AS 3-1, Debut Kemenangan Julian Nagelsmann

Hal tersebut dilakukannya untuk menyadarkan pemain apa saja yang menjadi kekurangannya dan meminimalisir kejadian tersebut di duel berikutnya.

Bagi Timnas Jerman, perubahan posisi pemain yang dibilang jauh dari posisi aslinya bukan pertama kali terjadi.

Lothar Matthaus saat pertandingan melawan Inggris. Foto: Instagram/lotharmatthaus10.

Sebelumnya, Lothar Matthaus yang merupakan seorang gelandang serang justru ditempatkan sebagai bek Tengah. Matthaus dinilai sebagai pemain yang serba bisa kala itu, iya bisa bermain sebagai gelandang box to box yang taktis dan kuat.

Disisi lain, ia juga berhasil membawa Jerman menjadi juara Piala Dunia tahun 1990 sekaligus membantu Bayern Munchen menjadi skuad yang Tangguh kala itu.

Baca Juga: Hasil Kualifikasi Euro 2024 Tadi Malam: 3 Negara Raih Tiket ke Jerman

Pertama kalinya ia melakukan debut sebagai bek tengah saat pelatih jerman kala itu menggunakan skema formasi 3-5-2, formasi tersebut mengharuskan sang pelatih untuk memiliki seorang sweeper.

Uniknya, posisi tersebut membuat namanya bersinar. Kemudian ia dicoba lagi untuk mengisi posisi gelandang bertahan. Uniknya, pemain yang memiliki kemampuan kaki kanan dan kiri sama kuatnya itu berhasil menjalankan perannya dengan baik.