Tak Berkategori

Jembatan Darurat di Waki HST Putus Lagi, Warga Minta Dibangun Permanen

apahabar.com, BARABAI – Warga Desa Baru-Waki Kecamatan Batu Benawa bergotong-royong memperbaiki jembatan darurat yang menghubungkan desanya…

TNI dari Kodim 1002/Barabai membantu warga Baru-Waki memperbaiki jembatan darurat, Minggu (4/4). Foto: Maskuri for apahabar.com

apahabar.com, BARABAI – Warga Desa Baru-Waki Kecamatan Batu Benawa bergotong-royong memperbaiki jembatan darurat yang menghubungkan desanya dengan Batu Tunggal Kecamatan Hantakan.

Warga dibantu anggota Kodim 1002/Barabai dalam perbaikannya, Minggu (4/4).

Warga bersama anggota Kodim Barabai sudah memperbaiki pondasi jembatan, sebab baru hari ini debit air turun. Sementara perbaikan titian atau jembatannya baru bisa dilakukan besok.

Danramil 1002-07/Pagat, Kapten Andi Tiro menyebutkan Menurut Andi Tiro, jembatan darurat yang diperbaiki itu memiliki panjang 60 meter dengan lebar 1,8 meter.

“Jembatan ini merupakan akses vital bagi masyarakat kedua desa dalam melakukan aktifitas sehari-hari,” kata Andi Tiro.

Andi berharap, dengan perbaikan sementara jembatan darurat itu, warga Baru dan Batu Tunggal dapat beraktivitas kembali.

“Semoga kegiatan kita ini dapat membantu masyarakat, agar warga bisa kembali beraktivitas seperti biasa, baik itu berkebun maupun membawa hasil perkebunannya,” tutup Andi Tiro.

Sementara itu, warga Desa Baru, Ahmad Fatoni berharap pemerintah segera membangun jembatan secara permanen.

“Jika hanya jembatan darurat, jembatan akan kembali rusak bahkan hanyut lagi jika air sungai meluap," tukas Fathoni.

Jembatan darurat ini sebelumnya terputus akibat derasnya arus sungai yang disertai kenaikan debit air. Sebab saat itu, hampir seluruh daerah HST diguyur hujan lebat pada Kamis (1/4) malam.

Padahal, pihak Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) sebelumnya telah membantu pengokohan jembatan sebagai akses vital perekonomian warga setempat pada 10 Maret 2021.

Poliban menyalurkan bahan untuk pembuatan jembatan. Jembatan dibangun berpondasi material batu yang dimuat ke dalam kotak kawat atau biasa disebut bronjong.

Beronjong itu lantas disusun dari tebing Waki sampai tebing seberangnya. Di atas beronjong ditaruh susunan bambu atau lanting dan kayu.

Warga setempat pun sempat merasakan penyeberangan itu. Dengan mudah jembatan bisa dilewati kendaraan roda dua.

Secara keseluruhan, akibat banjir bandang 13 Januari 2021 lalu, ada 4 jembatan gantung yang putus akibat hantaman air bah di Desa Baru-Waki tersebut.

Pascabanjir, warga membuat jembatan darurat dengan peralatan dan inovasi seadanya, namun kembali lumpuh saat debit air naik. Padahal, jembatan itu menghubungkan Desa Waki dan Batu Tunggal, yang sekaligus penghubung dua kecamatan, yakni Batu Benawa dan Hantakan.

Jembatan ini digunakan sebagai akses warga Waki dan Batu Tunggal sehari-hari ke lahan perkebunannya.

Salah satu warga Waki RT 8, Hasan mengaku sering menggunakan jembatan gantung. Tujuannya untuk berkebun sekaligus menyadap karet ke desa seberang, Batu Tunggal.

Semenjak banjir hingga masa pemulihan pascabanjir ini, Hasan sudah tidak pernah lagi ke kebun karetnya. Selain jembatan terputus, dia tengah disibukkan mengurus kediamannya yang hilang akibat banjir bandang tersebut.

"Kalau lewat jembatan, waktunya sebentar. Kalau tidak ada jembatan perlu waktu 30 menit lebih untuk sampai ke kebun," kata Hasan.

Mengenai pembangunan jembatan permanen, Kepala Dinas Perkim, Pajarudin menyebut Pemkab HST telah mengalokasikan anggarannya.

"Namun pelaksanaan ini nantinya memakan waktu yang panjang karena sifatnya permanen," terang Pajarudin.