bakabar.com, BANJARMASIN – Pembangunan Jembatan Cemara Ujung–Sungai Andai (CUSA) di Kota Banjarmasin telah rampung secara fisik.
Namun, jembatan yang digadang-gadang menjadi solusi konektivitas antarwilayah itu belum bisa langsung digunakan oleh masyarakat.
Meski struktur utama jembatan telah tersambung dan dinyatakan layak dilintasi, Pemerintah Kota Banjarmasin masih melakukan tahapan uji coba lanjutan serta penguatan konstruksi di sejumlah titik.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah, menyampaikan bahwa jembatan tersebut sebelumnya telah melalui uji beban dan memenuhi standar kelayakan. Kendati demikian, penguatan tambahan tetap diperlukan untuk menjamin keamanan jangka panjang.
“Sebelumnya sudah dilakukan uji coba beban dan jembatan dinyatakan siap dilintasi. Namun saat ini kami masih fokus melakukan penguatan oprit di sisi Sungai Andai,” ujarnya.
Menurut Suri, penguatan tersebut menjadi krusial karena posisi ujung jembatan di kawasan Sungai Andai berada tepat di belokan sungai dengan arus yang cukup kuat. Kondisi ini berpotensi memengaruhi stabilitas konstruksi apabila tidak ditangani secara optimal.
“Kalau tidak diperkuat, tentu akan berpengaruh pada jembatan dan fungsinya tidak maksimal. Jadi memang harus ada perkuatan terlebih dahulu,” jelasnya.
Penguatan oprit dilakukan berdasarkan hasil kajian tim ahli dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Dalam rekomendasinya, desain penguatan perlu mengalami sedikit perubahan dari perencanaan awal, yang berdampak pada kebutuhan tambahan anggaran dan saat ini masih dalam tahap penghitungan.
Dari sisi fungsi, Jembatan CUSA memiliki lebar hanya 3,5 meter sehingga tidak memungkinkan kendaraan berpapasan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, akan dipasang rambu lalu lintas di kedua sisi jembatan, baik dari arah Cemara Ujung maupun Sungai Andai. Bahkan, opsi pemasangan lampu pengatur lalu lintas juga tengah dipertimbangkan.
“Karena tidak bisa berselisihan, pengaturannya nanti bergantian dari masing-masing sisi,” katanya.
Secara teknis, jembatan ini masih memungkinkan dilintasi kendaraan roda empat. Namun penggunaannya akan diprioritaskan untuk sepeda motor. Kendaraan roda empat hanya diperbolehkan melintas dalam kondisi darurat, seperti ambulans atau mobil pemadam kebakaran.
“Jembatan ini memang lebih diutamakan untuk kendaraan roda dua. Untuk roda empat sifatnya darurat,” tuturnya.
Suri berharap kehadiran Jembatan CUSA mampu mengurai kepadatan lalu lintas yang selama ini kerap terjadi di kawasan Cemara Ujung dan Sungai Andai, sehingga mobilitas warga menjadi lebih lancar.
Terkait waktu pengoperasian, ia belum dapat memastikan kapan jembatan tersebut akan resmi difungsikan. Saat ini, pihaknya masih berkoordinasi dengan Wali Kota Banjarmasin serta DPRD Kota Banjarmasin terkait rencana peresmian sekaligus pengoperasian.
“Mudah-mudahan secepatnya setelah penguatan selesai dan mendapat persetujuan pimpinan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Jembatan CUSA dibangun dengan desain jembatan gantung sepanjang total 260 meter. Bentang utama mencapai 80 meter, sementara sisanya merupakan jembatan pendekat, oprit, dan jalan akses. Dengan lebar 3,5 meter, jembatan ini difokuskan untuk sepeda motor, sementara kendaraan roda empat hanya diperbolehkan melintas dalam kondisi darurat.