Kalsel

Jembatan Alalak Megaproyek Terakhir Kalsel? Habib Banua: Dirjen Permalukan Presiden

apahabar.com, BANJARMASIN – Pernyataan jika Jembatan Sei Alalak bakal menjadi proyek nasional terakhir di Kalsel era…

Presiden Joko Widodo menumpangi kendaraan taktis P6 ATAV V1 usai meresmikan Jembatan Sei Alalak di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis, 21 Oktober 2021. Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr.

apahabar.com, BANJARMASIN – Pernyataan jika Jembatan Sei Alalak bakal menjadi proyek nasional terakhir di Kalsel era pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, langsung memantik respons.

Senator asal Kalsel, Habib Abdurrahman Bahasyim menyangsi keras pernyataan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR itu.

Habib Banua-sapaan akrabnya, menilai pernyataan itu secara tidak langsung mempermalukan Presiden Joko Widodo.

Sebab, menurutnya, hal tersebut sangat bertentangan dengan visi "Kerja, Kerja, Kerja" dari Jokowi.

"Visi dari Pak Jokowi itu menandakan bahwa sejak awal beliau ingin terus bekerja. Bukan hanya merawat apa yang sudah dibangun, melainkan terus melakukan pembangunan sesuai kebutuhan masyarakat," ucapnya kepada apahabar.com, Jumat (22/10).

Terlebih, lanjut dia, infrastruktur di Indonesia masih sangat minim. Maka, peningkatan infrastruktur hingga akhir masa jabatan Jokowi-Ma'ruf mestinya terus dilakukan.

Menurut Habib Banua, masih banyak proyek di Kalsel yang perlu campur tangan dari pemerintah pusat. Salah satu yang paling nyata yakni Jembatan yang menghubungkan Tanah Bumbu-Pulau Laut Kotabaru.

"Sekarang itu belum terealiasi. Dan banyak proyek lainnya," tuntasnya.

Jembatan Sei Alalak tampaknya bakal menjadi proyek terakhir nasional di Kalsel pada era pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian berkata pihaknya bakal fokus pada program OPOR (Optimalisasi, Pemeliharaan, Operasi, dan Rehabilitasi).

Kata dia, program ala Menteri PUPR Mochamad Basoeki Hadimoeljono ini akan difokuskan hingga tahun 2024.

"Jadi kita fokus dalam dua tahun ini menjaga apa yang sudah dibangun, karena kalau dibangun yang baru nanti takutnya mangkrak karena udah pergantian pemerintahan," ucapnya, usai peresmian Jembatan Sei Alalak, Kamis (21/10).

Hedy Rahadian juga berharap Jembatan Sei Alalak bisa segera dimanfaatkan masyarakat. Mengingat, merupakan trans-Kalimantan.

"Kita harapkan jembatan ini semakin menekan biaya logistik dan mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Dia memastikan Jembatan Alalak sudah bebas dilintasi oleh kendaraan apapun, dengan catatan tidak melebihi tonase maksimal.

"Tidak ada lagi batasan, sesuai aturan yang berlaku saja. Sesuai batasan maksimal tonase," tuntasnya.