Jemaah Haji RI Wafat Capai 200 Orang, Rata-rata Lansia dan Risiko Tinggi

Hampir semua haji risiko tinggi (risti), yaitu mereka yang memiliki penyakit bawaan dengan tingkat keseriusan tinggi dan berusia di atas 60 tahun.

PERAWATAN jemaah haji Indonesia yang sakit di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah, Arab Saudi,(foto: detikcom)

bakabar.com, BANJARMASIN - Jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci terus bertambah. Berdasarkan laporan di laman Siskohat Kementerian Agama RI, yang dilihat Jumat (21/6/2024) pagi, jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia mencapai 200 orang.

Hampir seluruh jemaah haji yang wafat adalah lanjut usia (lansia) dengan umur rata-rata di atas 60 tahun hingga tertua 94 tahun.

Selain tergolong lansia, sebagaimana dilaporkan di laman Siskohat, hampir semua jemaah haji yang meninggal tergolong risiko tinggi (risti), yaitu mereka yang memiliki penyakit bawaan dengan tingkat keseriusan yang tinggi. Hanya 19 orang dari 200 jemaah haji yang wafat tidak termasuk risiko tinggi.

Adapun tempat meninggalnya jemaah haji tersebut, yaitu di Jeddah, Madinah, dan  Mekah.

Menurut laporan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, jemaah haji yang wafat, dan belum menyelesaikan prosesi ibadah haji, akan dibadalhajikan oleh para petugas.

"Jemaah wafat akan dibadalhajikan," kata anggota Media Center Haji Kemenag RI Widi Dwinanda dalam konferensi pers yang dikutip dari YouTube Kemenag, Senin (3/6/2024) lalu.

Namun jika dibandingkan dengan penyelenggaraan haji pada 2023, jumlah kasus kematian Jemaah haji Indonesia di Arab Saudi pada tahun ini relatif menurun. Tahun lalu, angka kematian jemaah hingga hari ke-40 operasional haji berjumlah 343 orang.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya menekan jumlah jemaah yang meninggal di Tanah Suci pada saat menjalankan rangkaian ibadah haji.

Pemerintah pun mewajibkan para calon haji melengkapi diri dengan surat keterangan sehat sebelum pelunasan biaya haji dilakukan.

Sebab berdasarkan evaluasi tahun 2023 lalu, total jemaah haji asal Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci mencapai 773 orang. Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia memberangkatkan jemaah haji.

Adapun faktor utama kasus kematian ini adalah, tingginya presentase jemaah haji asal Indonesia yang merupakan lansia, ditambah cuaca di Tanah Suci yang juga terik.

"Tahun ini kita evaluasi dengan DPR RI, kemudian pemerintah melakukan langkah-langkah agar jamaah yang meninggal bisa berkurang. Salah satunya dengan mensyaratkan isthithoah atau surat keterangan kesehatan sebelum pelunasan," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Minggu (12/5/2024) lalu.(*)