Jemaah Haji Embarkasi Banjarmasin Kembali Wafat di Mina

Memasuki hari kedua puncak haji 1445 Hijriah,  Senin (17/6), sudah 4 jemaah Embarkasi Banjarmasin yang meninggal dunia di Tanah Suci. 

Jemaah haji Kloter 1 Embarkasi Banjarmasin menjelang keberangkatan ke Tanah Suci, Minggu (12/5). Foto: Biro Adpimprov Kalsel

bakabar.com, BANJARBARU - Memasuki hari kedua puncak haji 1445 Hijriah,  Senin (17/6), sudah 4 jemaah Embarkasi Banjarmasin yang meninggal dunia di Tanah Suci. 

Jemaah yang terakhir meninggal atas nama Restina Ahmadsyah Aun. Perempuan berusia 57 tahun ini berasal dari Tapin, dan tergabung dalam Kloter BDJ 15.

Almarhumah meninggal dunia ketika melaksanakan prosesi ibadah haji di Mina, sekitar pukul 11.30 Waktu Arab Saudi (WAS), diduga karena penyakit jantung atau shock cardiogenic.

Dengan demikian, sudah 4 jemaah haji Embarkasi Banjarmasin yang meninggal dunia. Sebelumnya adalah Supian Suri Syarkawi yang tergabung di Kloter BDJ 14. 

Berasal dari Hulu Sungai Selatan, pria berusia 57 tahun tersebut meninggal dunia di Mina sekitar pukul 06.00 WAS, Minggu (16/6). Almarhum diduga mengalami penyakit jantung atau cardiac arrest.

Kemudian Hidayatussibyan Bulkaini Amir yang meninggal dunia di Arafah, Jumat (14/6). Almarhum merupakan jemaah yang tergabung di Kloter BDJ 18 Embarkasi Banjarmasin.

Adapun jemaah Embarkasi Banjarmasin yang pertama meninggal di Tanah Suci bernama Sirun Mucheri Sarkawi. Meninggal 8 Juni 2024 lalu, jemaah berusia 79 tahun ini berasal dari Barito Selatan, Kalimantan Tengah.

Diketahui aktivitas jemaah haji selama puncak peribadatan di Mina lebih berat dibanding di Arafah dan Muzdalifah. Selama berada di Mina, jemaah diharuskan melakukan lontar jumrah aqabah dan tahallul awal, dilanjutkan jumrah ula, wustha dan aqabah. 

Lantas untuk keamanan, keselamatan, kenyamanan dan ketertiban dalam melontar jumrah, Pemerintah Arab Saudi telah mengatur waktu melontar untuk jemaah haji setiap negara.

"Kami mengingatkan kepada petugas kloter untuk bekerja lebih ekstra, serta memberi perhatian lebih terhadap jemaah lanjut usia maupun disabilitas," papar Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Kalimantan Selatan, Muhammad Tambrin, Senin (17/6).

"Khusus jemaah yang uzur, disarankan agar tidak memaksakan diri untuk melempar jumrah karena masih dapat dibadalkan," imbuhnya.

Terlebih suhu di Mina juga panas, karena mencapai di atas 40 derajat celsius. Sementara perjalanan dari tenda Mina ke Jamarat juga lumayan jauh atau sekitar 4 kilometer untuk sekali jalan.