Kalsel

Jelang Ramadan, Harga Cabe Rawit di Tanbu Masih Pedas

apahabar.com, BATULICIN – Jelang Ramadan ketersedian dan harga bahan pokok di pasaran di Kabupaten Tanah Bumbu…

Aktivitas jual beli di Pasar Ampera Kecamatan Simpang Empat, Tanah Bumbu. Foto-apahabar.com/Syahriadi

apahabar.com, BATULICIN – Jelang Ramadan ketersedian dan harga bahan pokok di pasaran di Kabupaten Tanah Bumbu masih stabil.

Pantauan apahabar pada Sabtu (10/4) pagi di sejumlah pasar pusat kota belum menemukan kelangkaan bahan pokok. Sementara untuk harga juga masih stabil.

Namun untuk cabe segar harganya masih tinggi seperti sebelumnya. Cabe rawit merah yang biasanya Rp 100 ribu menjadi Rp 110 ribu per kilogramnya dan belum ada tanda-tanda penurunan harga.

Kemudian cabe taji Rp 120 ribu per kilogram, cabe rawit hijau Rp 100 ribu per kilogram, cabe rawit tiung Rp 105 ribu per kilogram, cabe merah keriting Rp 65 ribu per kilogram, dan cabe merah biasa Rp 70 ribu per kilogram.

“Cabe ini sudah lama naik, belum turun lagi harganya,” ungkap salah seorang pedagang cabe di Pasar Ampera Simpang Empat, Masniah.

Selebihnya Masniah menjelaskan ada kenaikan harga barang dan ada juga yang turun.

“Ada naik sedikit dan ada juga yang turun. Biasa saja ini kadang hari ini naik seribu dua ribu, besok turun lagi,” ujarnya.

Sebelumnya Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagri) Tanbu, H Deny Haryanto, juga melaksanakan monitoring ke beberapa pasar.

“Kemarin kami bersama Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel melaksanakan monitoring, salah satunya di Pasar Harian Simpang Empat,” ungkapnya.

H Deny mengatakan hasil monitoring untuk kebutuhan bahan pokok kondisi terkendali. Secara umum harga juga tidak mengalami kenaikan yang signifikan.

“Gula, minyak goreng, tepung, beras, daging sapi, serta kebutuhan vital lainnya kisaran harganya relatif normal,” ujarnya.

Hanya saja komponen bahan pokok yang mengalami kenaikan yakni kedelai dan ikan Haruan. Yakni Kedelai dari harga Rp15 ribu perkilogram menjadi Rp 25 ribu per kilogram.

Sementara ikan Haruan yang mulanya Rp 50 ribu per kilogram menjadi Rp 60 ribu per kilogram.

H Deny menyebut kenaikan dipicu karena siklus tahunan. Di mana apabila musim penghujan maka daerah daerah penghasil ikan yang memasok kebutuhan di Tanbu mengalami penurunan produksi.