Jelang Puncak Haji, Jemaah Indonesia Siap Bergerak ke Arafah 4 Juni 2025

Kementerian Agama RI bersiap mengawal pergerakan jemaah haji menuju puncak ibadah haji di Arafah pada 4 Juni 2025 atau 8 Zulhijjah.

Jemaah haji dari Indonesia bersiap menuju Arafah untuk wukuf. Foto: BPKH

bakabar.com, MAKKAH - Kementerian Agama RI bersiap mengawal pergerakan jemaah haji menuju puncak ibadah haji di Arafah pada 4 Juni 2025 atau 8 Zulhijjah.

Puncak haji akan berlangsung dua hari ke depan dan seluruh jemaah dipastikan terangkut ke Arafah melalui skema mobilisasi yang telah dirancang matang oleh Kementerian Agama.

"Kami telah menyusun berbagai skema mitigasi pergerakan jemaah agar tidak ada yang tertinggal, tercecer atau terabaikan," jelas Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI, Hilman Latief dalam konferensi pers di Makkah.

Ada tiga sekam mobilisasi jemaah ke Arafah, Muzdalifah dan Mina. Pertama bagi jemaah reguler sekitar 136 ribu orang dimulai dari pemberangkatan ke Arafah, dilanjutkan mabit di Muzdalifah setelah magrib, lalu menuju Mina untuk melontar jumrah.


Kedua Murur, sekitar 60 ribu jemaah akan melintasi Muzdalifah tanpa turun dari bus, langsung menuju Mina setelah wukuf di Arafah.

Terakhir Tanazul sekitar 37 ribu jemaah, terutama yang tinggal di hotel sekitar Syisyah dan Raudhah, akan kembali ke hotel setelah melontar jumrah pada 10 Zulhijjah. Mereka tetap akan kembali ke Jamarat pada 11–13 Zulhijjah untuk menyempurnakan ibadah.

Skema Murur dan Tanazul diterapkan untuk mengurai kepadatan di Muzdalifah dan Mina, tanpa mengurangi kesempurnaan ibadah haji secara syar'i.

Khusus untuk jemaah lansia, disabilitas dan yang memiliki penyakit penyerta (komorbid), Kemenag RI memberlakukan Safari Wukuf Khusus.

Skema ini melibatkan tim medis, pendamping ibadah dan hotel transit agar jemaah tetap dapat menjalankan rukun haji secara aman dan layak.

Kemudian jemaah akan mulai bergerak dari Makkah ke Arafah dalam tiga gelombang pada 4 Juni. Seluruh jemaah ditargetkan telah berada di Arafah pada 5 Juni (9 Zulhijjah) untuk melaksanakan wukuf --puncak ibadah haji.

Setelah wukuf, jemaah reguler akan bermalam di Muzdalifah dan diberangkatkan ke Mina dengan sistem bus bolak-balik (taraddudi) mulai malam hari hingga menjelang subuh.

Di Mina, mereka akan melontar jumrah selama beberapa hari, tergantung pilihan nafar awal atau nafar tsani.

Terpisah, Kepala Kanwil Kemenag Kalsel, H Muhammad Tambrin mengajak seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Kalimantan Selatan untuk mendoakan kelancaran ibadah jemaah haji.

"Semoga jemaah diberikan kekuatan dan kemudahan dalam menunaikan ibadah dan kembali ke Tanah Air sebagai haji mabrur," tutupnya.