Kalsel

Jelang Penetapan Rektor, Elite Uniska Pecah

apahabar.com, BANJARMASIN – Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Banjarmasin ‘terbelah’. Menjelang penetapan rektor yang rencananya digelar bulan…

Universitas Islam Kalimantan. Foto-Dok.apahabar.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Banjarmasin ‘terbelah’. Menjelang penetapan rektor yang rencananya digelar bulan ini, universitas tersebut terpecah menjadi dua kubu.

Dugaan perpecahan itu terjadi setelah Ketua Yayasan Dr Ir Gusti Irhamni meninggal dunia pada 18 Maret 2021 lalu. Ia wafat pada usia 64 tahun.

Mestinya, Gusti Irhamni lah yang berhak menetapkan rektor baru nanti. Tapi mangkatnya dia membuat situasi menjadi menggantung.

Dosen Fisip Uniska Banjarmasin, Dr Muhammad Uhaib As'ad mengibaratkan Uniska seperti lidi yang terlepas dari sapu.

"Saat ikatan lidi lepas, pasti lidinya berhamburan. Nah, seperti inilah kondisi saat ini di Uniska," ucapnya, Selasa (13/04).

Dia menilai saat ini Uniska perlu merombak sistem. Sebab, sistem universitas tersebut dinilai sudah tidak jelas, buruk, kental dengan nuansa oligarki yayasan, serta sarat kepentingan ekonomi tanpa melihat kepentingan akademis.

Dia memberi contoh soal adanya dekan yang ditunjuk tanpa melihat jenjang karir. Kemudian, ada juga jabatan yang dijabat oleh orang yang itu-itu saja.

Itu belum ditambah dengan banyaknya wisudawan dan wisudawati yang bisa mengikuti wisuda tanpa kuliah.

"Untuk melanggengkan sistem itu, ketua yayasan menjadikan Abdul Malik sebagai rektor dan ia merupakan golden boy atau anak emas yayasan," bebernya.

Akumulasi dari semua masalah terjadi dalam pemilihan rektor.

"Sekarang ketua yayasan sudah almarhum. Pendukung pecah dan Sanusi mendapatkan dukungan yang awalnya sangat menderita," cetusnya.

Ke depan, dia memandang kampus Uniska harus siap menjadi perguruan tinggi yang sehat, maju, dan memiliki sistem yang profesional.

"Uniska sudah saatnya mencontoh UI yang memiliki banyak badan usaha, dan tidak lagi tergantung pada SPP," katanya.