Kalsel

Jelang Pembongkaran Lapak, PKL Handil Bakti Obral Buah Mangga

apahabar.com, MARABAHAN – Aktivitas berbeda mulai terlihat di sejumlah warung milik PKL Handil Bakti, Minggu (18/10)….

Salah seorang pedagang buah sedang mengemasi barang-barang menjelang deadline pembongkaran PKL di sepanjang jalur hijau Handil Bakti. Foto-apahabar.com/Bastian Alkaf

apahabar.com, MARABAHAN – Aktivitas berbeda mulai terlihat di sejumlah warung milik PKL Handil Bakti, Minggu (18/10). Mereka sibuk berkemas ketimbang melayani pembeli.

Perbedaan aktivitas tersebut disebabkan batas waktu pembongkaran semua lapak PKL di jalur hijau, sudah semakin dekat.

Seiring rencana pelebaran jalan Trans Kalimantan yang segera dilakukan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan, semua PKL harus mulai meninggalkan lokasi tersebut, Senin (19/10).

Sehari menjelang deadline, Minggu (18/10), sejumlah PKL pun sudah mulai berkemas.

Semua barang dibungkus dan selanjutnya diangkut menggunakan mobil pick up maupun sepeda motor.

Kemudian lapak yang sudah ditempati selama bertahun-tahun, juga mulai dibongkar.

Beberapa pedagang memilih membongkar sendiri, sedangkan sebagian lain mengupah tukang.

“Kalau dibongkar sendiri, bahan bangunan yang masih bisa digunakan dapat langsung dipilih. Mudahan setelah pindah nanti, saya menemukan lokasi yang sama strategis,” papar Wahyu, salah seorang pedagang buah.

“Sebenarnya saya sudah dapat los di Pasar Induk Handil Bakti. Namun agak kurang yakin, karena lokasi yang jauh di dalam. Buah itu harus mudah dilihat agar menarik minat pembeli. Beda kalau pembeli itu memang berniat mencari buah,” imbuhnya.

Akibat kesibukan yang terpecah dan mengurangi barang bawaan, Wahyu mengobral harga beberapa jenis buah.
Mangga yang biasanya seharga Rp 25 ribu per kilogram, hanya dijual Rp 15 ribu.

“Memang buah mangga sedang musim, sehingga banyak stok yang tersedia. Kalau tidak habis sebelum pindah, khawatir malah busuk,” jelas Wahyu.

“Jujur saja saya agak keberatan dipindah. Namun bagaimana lagi, karena peraturan pemerintah melarang berjualan di jalur hijau,” tambahnya.

Namun tidak sedikit pula PKL yang belum melakukan pembongkaran. Mereka tampaknya memilih menunggu hingga menit-menit terakhir.

“Sebenarnya sudah ada pemberitahuan untuk mengosongkan warung. Namun kami juga bingung menaruh barang, karena los di Pasar Handil Bakti terlalu kecil,” sahut pedagang buah lain bernama Muhammad Rafie.

“Memang sempat diwacanakan kalau pedagang yang memiliki banyak barang, memperoleh dua los. Namun sampai sekarang, rencana itu belum diperjelas,” sambungnya.

Sama seperti Wahyu, Rafie juga mengobral buah mangga. “Setidaknya kalau banyak yang laku sekarang, stok tidak banyak lagi,” jelasnya.

Seandainya tidak dilakukan sendiri, warung-warung tersebut terpaksa dibongkar excavator yang segera dimobilisasi oleh BPJN.

“Pembongkaran dilakukan serentak, baik dari sisi Jembatan Berangas maupun depan Rumah Makan Pawon Tlogo,” tegas Anjar Wijaya, Kasatpol PP Barito Kuala.

“Sesuai keinginan pedagang di jalur hijau Handil Bakti, kami juga sudah membongkar Terminal Handil Bakti,” tandasnya.