Jelang Nataru, Gepeng dan Anjal Mulai Marak di Kota Sampit

Menjelang hari besar seperti Natal dan Tahun Baru (Nataru) Desember ini, gelandangan pengemis (gepeng) dan anak jalanan (anjal) mulai marak di Kota Sampit, Kabu

Petugas mengamankan 'manusia perak' di Kota Sampit, Kalteng, belum lama ini. Foto-apahabar.com/ Ilhamsyah Hadi

apahabar.com, SAMPIT – Menjelang hari besar seperti Natal dan Tahun Baru (Nataru) Desember ini, gelandangan pengemis (gepeng) dan anak jalanan (anjal) mulai marak di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng.

Selain para pemain lama yang sering terjaring razia penertiban. Baru-baru ini para gepeng dari luar daerah juga menjadikan kota Sampit sebagai sasaran empuk mengais cuan dengan meminta-minta.

Beragam modus dilakukan para gepeng agar bisa mendapatkan belas kasih masyarakat. Seperti pura-pura berjalan menggunakan tongkat, memanfaatkan anak-anak mengamen, menjadi badut jalanan serta memanfaatkan lansia. 

Sementara itu, saat beroperasi diduga kuat ada pihak yang berperan mengawasi mereka mengais cuan dari kejauhan.

Titik sasaran strategis operasi para gepeng dan anjal tersebut biasanya perempatan lampu merah, warung-warung makan dan juga pasar sebagai pusat keramaian.

Terkait mulai maraknya gepeng maupun anjal di kota Sampit, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kotim Wiyono, menanggapi telah melakukan koordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) guna melakukan penertiban.

"Kita berkoordinasi dengan Satpol PP untuk menindaklanjutinya, bulan ini juga kita akan lakukan penertiban," kata Wiyono, Rabu (06/12).

Sementara itu, Kasatpol PP Kotim Muhammad Fuad Sidiq, melalui Kepala Bidang (Kabid) Penegakan Perundang-undangan Daerah Satpol PP Kotim Sugeng Riyanto, menyatakan selalu siap melakukan penertiban jika ada permintaan dari Dinsos Kotim.

"Lalau mengamankan kita selalu siap menjaring mereka, asalkan sudah ada koordinasi dari Dinsos, biar saat kita amankan bisa langsung di proses," tegas Sugeng Riyanto.

Dia juga mengimbau pada masyarakat Kotim, agar tidak mudah tertipu dengan penampilan para pengemis sehingga dengan mudah memberikan uang. 

“Untuk menertibkan gepeng ini adalah tugas bersama, kita mengajak masyarakat agar tidak membiasakan memberi langsung uang ke pada pengemis,” ucapnya

Menurut Sugeng Riyanto, sebagai bentuk berpartisipasi masyarakat agar tidak mengundang para pengemis datang ke Kota Sampit, jika ingin berbagi dapat menyalurkan ke organisasi sosial atau yayasan yang resmi seperti panti asuhan.

“Kami pernah menjaring gepeng dari luar daerah, dari pengakuannya tidak pernah mendapatkan uang receh, masyarakat Sampit memberi sedekah cukup besar," ujarnya

"Jika satu orang saja bisa memberi Rp2.000 sampai Rp5.000, dikalikan dengan puluhan atau ratusan orang yang memberi mereka, penghasilan para pengemis itu hampir sama dengan tenaga kerja diluar negeri,” sambungnya.

Saat ini, Pemerintah Kabupaten Kotim terus berupaya melakukan pencegahan, namun peran masyarakat juga sangat penting membantu menekan keberadaan pengemis di Kota Sampit.

”Dengan tidak memberikan uang kepada para pengemis, sudah sangat membantu menekan keberadaan mereka di Kota ini,” pungkasnya.

Baca Juga: Harga Emas Tetap Berkilau di Sampit, 1 Gram Tembus Rp990 Ribu