Kalsel

Jelang Konferensi PCNU Banjar, Gusti Abdurrahman Tekankan Kemandirian Ekonomi

apahabar.com, MARTAPURA – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Banjar menggelar Lailatul Ijtimak pada Minggu malam (21/7/2019)….

PCNU Kabupaten Banjar menggelar Lailatul Ijtimak pada Minggu malam (21/7/2019). Foto-istimewa

apahabar.com, MARTAPURA - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Banjar menggelar Lailatul Ijtimak pada Minggu malam (21/7/2019). Dalam kesempatan itu, Gusti Abdurrahman yang menjadi Plt Ketua PCNU mengungkapkan pentingnya NU Banjar untuk mandiri secara ekonomi.

Saat ini, kata Gusti Abdurrahman, NU Banjar (Martapura) harus mendukung ulama-ulama muda dan tokoh-tokoh muda NU yang enerjik untuk mengembalikan marwah NU di masa lalu.

"Secara umur (NU) sudah tua, tapi NU kita masih belum mandiri 100 persen. Seharusnya kita punya usaha sendiri, penghasilan sendiri, yang sanggup membiayai kegiatan kita," kata Antung Aman -akrab dia disapa-.

Selain itu, dia juga mengingatkan pentingnya kepengurusan nanti untuk memberdayakan Banom (Badan otonom) yang ada di bawahnya.

"Mereka harus kita berdayakan. Termasuk kekuatan ekonominya," harap Antung Aman.
Dalam acara yang sama, Wakil Sekretaris PCNU Banjar, Ustadz Muhammad mengungkapkan pentingnya kader NU memahami fikrah (pemikiran) dan harakah (pergerakan) NU.

"Tugas kita ialah menyambung estafet para pendahulu kita. Kita harus siap menyambut. Bagaimana cara menyambutnya? Dengan cara memahami fikrah dan harakahnya," ucap ulama muda yang juga wirausahawan sukses tersebut.

Fikrah dan harakah NU masih sama seperti dahulu, sambung Alumni pelatihan Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan (PPWK) itu. Hanya saja, menurutnya, pengaplikasiannya yang berbeda.

"Taghayyur al-aÍ-ahkam bi taghayyur al-azminah wa al-amkinah (hukum berubah dengan perubahan masa dan tempat) dan Al Tsabit bi al Urf ka al Tsabit bi al Syar (adat bisa menjadi hukum)," terang Alumni Pondok Pesantren Darussalam ini.

Ke depan, kata Cucu dari Tuan Guru Abdul Hamid Husin itu, kita berupaya agar NU Martapura (Banjar) tersebut kembali berjaya seperti awal berdirinya.

Editor: Muhammad Bulkini