Hot Borneo

Jelang Iduladha, Inflasi Kotabaru Tertinggi Kedua di Kalimantan!

apahabar.com, KOTABARU – Jelang Iduladha 1443 Hijriah, tingkat inflasi Kotabaru tertinggi kedua di Kalimantan. Angka inflasi…

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kotabaru, Akhmad Rivai saat meninjau harga komoditas di Pasar Kemakmuran menjelang Iduladha. Foto-Istimewa.

apahabar.com, KOTABARU – Jelang Iduladha 1443 Hijriah, tingkat inflasi Kotabaru tertinggi kedua di Kalimantan.

Angka inflasi Bumi Sa Ijaan itu periode Juni 2022.

“Komoditas Kotabaru mengalami inflasi sebesar 1,32% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,38. Ini inflasi tertinggi kedua di antara 12 kota di Kalimantan,” ucap Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kotabaru, Akhmad Rivai, Sabtu (2/7).

Ia mengungkapkan bahwa inflasi tertinggi pertama terjadi di Tanjung Selor. Persentasenya sebesar 1,78% dengan IHK 111,32.

Terdapat sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga di Kotabaru.

“Di antaranya bawang merah (0,14%), cabai rawit (0,12%), angkutan udara (0,12%), telur ayam ras (0,10%) dan rokok kretek filter (0,10%),” katanya.

Jika dibandingkan Mei 2022 lalu, kata Rivai, Kotabaru mengalami inflasi tertinggi di Kalimantan.

Angkanya sebesar 1,23% dengan IHK 114,86.

Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah angkutan udara (0,44%), bawang merah (0,13%), bahan bakar rumah tangga (0,12%), ikan kembung (0,10%) dan daging ayam ras (0,08%).

“Nah, untuk komoditas yang mengalami penurunan harga ialah bayam (-0,07%), emas perhiasan (-0,06%), cabai rawit (-0,06%), bawang putih (-0,02%) dan cabai merah (-0,02%),” sebutnya.

Berdasarkan pantauan harga pasar di Kotabaru per 1 Juli 2022, bawang merah Rp61 per kg, cabai rawit Rp125 per kg, telur ayam ras Rp28.500 kg, daging ayam ras Rp42.500 per kg, ikan tongkol Rp25 ribu per kg, minyak goreng Alif Rp22.500 per liter, minyak goreng curah Rp14.500 per liter dan bawang putih Rp24 ribu per kg.

“Jadi, untuk mendorong kestabilan harga bahan pokok untuk kebutuhan masyarakat diperlukan strategi bagi SKPD menyusun program dan kegiatan dengan mempertimbangkan perkembangan terjadinya penyebab inflasi di Kotabaru khususnya di bidang pertanian serta peternakan,” pungkasnya.