Jejangkit Bangkit II, Raja Tegang Di Festival Layang-layang Batola

Bermodal kesabaran dan ketenangan, Ain Ardiansyah menjuarai kelas bategangan Festival Layang-layang Barito Kuala 2019 di eks parkir HPS Jejangkit, Minggu (20/10

Bersama sang istri, Ain Ardiansyah menerima trofi juara bategangan Festival Layang-layang Barito Kuala 2019 dari Wakil Bupati Batola, Rahmadian Noor, Minggu (20/10). Foto-apahabar.com/Bastian Alkaf

apahabar.com, MARABAHAN – Bermodal kesabaran dan ketenangan, Ain Ardiansyah menjuarai kelas bategangan Festival Layang-layang Barito Kuala 2019 di eks parkir HPS Jejangkit, Minggu (20/10).

Kelas bategangan memang menghadirkan ketegangan, karena setiap peserta memiliki keunggulan masing-masing. Tak hanya layang-layang yang mudah dikendalikan, benang ikut menentukan kemenangan.

Sama seperti kelas layang-layang hias, tidak kurang 100 peserta juga mengikuti perlombaan bategangan. Di antara peserta, termasuk anggota DPRD Kalimantan Selatan yang juga mantan Bupati Batola H Hasanuddin Murad.

Tensi semakin meninggi memasuki babak delapan besar, mengingat hampir semua kontestan telah mengalahkan lebih dari lima lawan di penyisihan.

Pun cuaca sedikit kurang bersahabat. Sekitar pukul 16.00 Wita, hujan mengguyur Jejangkit dan sekitarnya yang menyebabkan pertandingan sempat ditunda beberapa menit. Pun ketika ketika hujan reda, tiupan angin tak sekencang sebelumnya.

Akhirnya dari sekian peserta, Ain Ardiansyah dinobatkan sebagai raja bategangan. Membawa nama Jejangkit Bangkit II, Ardiansyah mengalahkan layangan milik Babahan City II di partai puncak dalam kondisi angin minim.

Uniknya Ardiansyah tak pernah berganti layangan. Sejak penyisihan hingga final, warga Desa Jejangkit Pasar ini hanya menggunakan satu layangan berwarna hijau.

Namun demikian, Ardiansyah menolak menyebut layangan tersebut membawa keberuntungan, “Terpenting gelasan benang harus licin. Kalau main juga mesti lebih sabar,” ungkap Ardiansyah.

“Sebenarnya tidak ada kunci kemenangan, karena sudah sejak kecil saya main layangan. Bahkan saya pernah memutuskan 30 layangan orang dalam pertandingan di Martapura,” imbuhnya.

Selain berjaya di kandang sendiri, Ardiansyah berhak mengantongi hadiah sebesar Rp5 juta. Sedangkan Babahan City II sebagai runner up, membawa pulang hadiah Rp4 juta.

Kemudian Anjir Muara VI di peringkat ketiga, mengantongi hadiah Rp3,5 juta, peringkat keempat B1 Sehati memperoleh Rp3 juta, urutan kelima B2 Garuda Jaya Rp2,5 juta dan C2 Sampurna Rp2 juta.

“Awalnya kegiatan ini banyak mengingatkan kepada masa-masa kecil. Namun kalau terus dilaksanakan, event ini berpotensi semakin semarak. Apalagi eks parkir HPS ini cukup luas dan tak terdapat bangunan di sekeliling,” demikian komentar Hasanuddin Murad.

“Bahkan tak cuma layangan, juga dapat digelar event lain yang mengangkat kearifan lokal. Andai event layangan internasional juga dapat digelar, saya berkhayal peserta asing diberi kesempatan tinggal bersama masyarakat Jejangkit dan ikut kegiatan bertani,” imbuhnya.

Sementara di kelas layang-layang hias, Kotabaru menggondol predikat kampiun dengan total poin 27,57. Mereka mengungguli dua perwakilan Tapin yang masing-masing mengantongi 27,06 dan 26,99 poin.

Selain hadiah sebesar Rp5 juta, Kotabaru juga berhak membawa pulang piala bergilir yang diserahkan Bupati Batola Hj Noormiliyani AS.

Layang-layang berbentuk naga yang ikut mewarnai Festival Layang-layang Barito Kuala 2019 di eks parkis HPS. Foto-apahabar.com/Bastian Alkaf

Baca Juga: Cari Tambahan, Petani di Kotabaru Berburu Madu Kelulut

Baca Juga:6 Lembaga Kursus dan Pelatihan di HST Terima Bantuan Kemendikbud