Nasional

Jebol Pintu untuk Evakuasi Wanita 350 Kg di Kalteng

apahabar.com, PALANGKARAYA – Evakuasi Titi Wati (37) salah satu wanita tergemuk di dunia, yang tinggal di…

Proses evakuasi Titi Wati, wanita tergemuk di Kalteng cukup menegangkan, melibatkan 20 orang relawan dan mobil pikap. Foto-tribunnews.com

apahabar.com, PALANGKARAYA - Evakuasi Titi Wati (37) salah satu wanita tergemuk di dunia, yang tinggal di Jalan G Obos XXV Gang Bima Kelurahan Menteng, Kecamatan Jekanraya, Palangkaraya, Kalteng, akhirnya dilakukan, Jumat (11/1/2018).

Guna proses mengeluarkan dari rumah kontrakan Titi Wati, harus menjebol jendela, sehingga wanita berbobot 350 kilogram tersebut ditempatkan di tandu terbuat dari kayu yang dirancang oleh anggota rescue dan dibagian atas diletakkan kasur busa.

Dikutip dari tribunnews.com proses mengangkat Titi tampak sangat tegang, karena banyak yang khawatir pandu yang dipakai untuk mengangkut Titi jebol, namun setelah dilakukan penangangkatan oleh 20 anggota relawan dan anggota pemadam kebakaran bisa tuntas dalam waktu satu jam.

“Ada 20 orang personil yang mengangkat tandu berisi Ibu Titi saat dievakuasi dari rumahnya ke dalam mobil pikap dan mengeluarkannya dari mobil menuju ruang rawat inap di Ruang Adelweis RS Doris Sylvanus Palangkaraya,” ujar Sugeng Wahono, anggota Tagana Kalteng.

Sementara itu, dilansir dari Antara, Wadir RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya Bidang Pendidikan dan Kemitraan Theodorus Sapta Atmadja di Palangka Raya, mengatakan Titi akan ditangani pihaknya.

“Tadinya Titi mau dirawat di ruang ICU, namun setelah kami bahas lebih lanjut dan melalui pertimbangan cukup matang, disepakati agar ia ditempatkan di ruang Edelweis,” terangnya kepada awak media.

Baca Juga:Berbobot 350 Kg, Bisakah Titi Wati Disembuhkan?

Rencananya tim medis yang akan menangani pasien terdiri dari 6 orang tim dokter dari Bali dan sekitar 10 orang tim dokter dari Palangka Raya. Dokter yang dilibatkan, diantaranya dokter bedah, anestesi, penyakit jantung, paru dan lainnya.

Theodorus menjelaskan, kasus ini tidaklah sederhana karena perlu penanganan khusus. Banyak yang harus diperiksa oleh tim medis, yakni pemeriksaan darah rutin, urine rutin, rontgen, usg dan beberapa lainnya sebelum melakukan tindakan operasi.

“Operasi nantinya akan menggunakan sistem laparoskopi, mengingat peralatan yang kami miliki cukup memadai. Menurut teori, tingkat kegagalan dari operasi yang akan dilakukan kepada pasien sangatlah kecil,” paparnya.

Kemudian efek samping dari operasi adalah keharusan pasien mengonsumsi multivitamin dalam jangka panjang, sebab ada sebagian lambung yang harus dipotong nantinya.

Menurutnya, usai operasi berat badan Titi tidak boleh mengalami penurunan lebih dari 25 kilogram setiap bulannya. Estimasi yang ditetapkan adalah sekitar 20 kilogram setiap bulannya, sehingga seiring berjalannya waktu berat badannya akan menyusut.

“Jadi masyarakat jangan berpikir kalau saat sebelum operasi pasien memiliki bobot besar, kemudian saat keluar langsung menjadi kecil,” ungkap Theodorus.

Baca Juga:Titi Wati Berbobot 350 Kg, Bakal Dibedah Dokter RS Udayana

Editor: Aprianoor