Kalsel

JANGGAL! Anak Ketua Nasdem Amuntai HSU Diduga Dibunuh

apahabar.com, AMUNTAI – Munawari, orang tua M Imam Ma’rif (13) ragu anaknya tewas tenggelam. “Saya sangat…

Tim kuasa hukum keluarga Imam menemukan kejanggalan saat mengecek lokasi tenggelamnya Imam. Foto: Ist

apahabar.com, AMUNTAI – Munawari, orang tua M Imam Ma’rif (13) ragu anaknya tewas tenggelam.

“Saya sangat tidak menerima, karena anak saya dalam keadaan sehat,” jelas Munawari kepada apahabar.com, Rabu (17/11) malam.

Munawari bukanlah warga biasa di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU). Ia ketua Partai Nasional Demokrat (Nasdem) sekaligus wakil rakyat terpilih HSU.

“Anak saya ini pintar berenang, dia pintar menyelam, dikabarkan ia meninggal di air itu sangat tidak wajar,” kata ketua Komisi III DPRD HSU ini.

Jumat, 12 November, Imam remaja 13 tahun ini diduga tewas akibat tenggelam di area persawahan di Desa Palimbangan, Haur Gading, Kabupaten HSU.

Munawari meyakini anaknya itu tidak tenggelam begitu saja hingga akhirnya meninggal dunia di RS yang berjarak sekira 10 menit dari areal persawahan.

Dugaan itu kian menguat saat tim kuasa hukum Munawari mengecek lokasi penemuan jasad Imam.

“Saat kami mengecek ke TKP ada rasa kejanggalan,” ujarnya.

Pasalnya, ketinggian air saat itu dalam posisi 20 centimeter. Munawari merasa tak mungkin Imam yang memiliki tinggi 155 centimeter bisa tenggelam.

“Kami tetap mendukung Polres HSU mengungkap kasus ini secepat mungkin,” kata Munawari diamini Nur Wakib dan Humayni yang merupakan kuasa hukumnya.

“Agar keluarga kami tidak bertindak main hakim sendiri,” sambung Munawari.

Munawari berterima kasih kepada kapolres yang telah langsung turun ke TKP, terlebih lagi kepada kasat reskrim beserta jajarannya yang sudah tiga kali meninjau TKP.

“Terima kasih untuk mereka yang telah berjibaku dengan lumpur guna mengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap kasus ini,” pungkasnya.

Lantas, bagaimana respons kepolisian? Kapolres HSU, AKBP Afri Darmawan melalui Kasat Reskrim, AKP Andi Patinasarani bilang pihaknya masih melakukan penyelidikan.

“Sementara masih kami lakukan penyelidikan,” singkatnya dihubungi terpisah, Rabu malam.

Sebagai pengingat, Jumat 12 November sekitar pukul 13.00, Imam Ma’rif (13) yang merupakan warga Desa Palimbangan Gusti dievakuasi warga dari areal persawahan RT 02.

Polres HSU yang mendapat informasi tersebut langsung turun ke lokasi menggelar penyelidikan. Sejumlah saksi diminta keterangan.

Sementara, begitu sampai di rumah sakit, nyawa Imam tak mampu tertolong.

Hasil penyelidikan, polisi mendapati keterangan saksi yang melihat Imam sedang tenggelam.

Melihat itu saksi bernama Faisal ini lari ke jalan untuk meminta tolong warga. Kebetulan di sana ada Ruwaida.

Kemudian, Ruwaida datang ke lokasi ditemukannya Imam. Sesampainya di tempat kejadian ia berteriak hingga datang Marzuki membantu evakuasi.

Selain melakukan evakuasi Marzuki juga mencoba memberikan pertolongan pertama. Namun korban tetap tak merespons.

Selanjutnya Marzuki memberitahu kepada warga lain untuk membawa korban ke RS Pembalah Batung Amuntai.

Setelah dilakukan pemeriksaan korban akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Warga kemudian melapor ke Mapolres HSU.

Afri menerangkan tujuh orang saksi telah diperiksa jajarannya. Di antaranya tiga teman korban. Dan 4 orang yang mengevakuasi korban.

Namun dari keterangan yang diperoleh polisi, tidak ada yang menerangkan bahwa korban saat ditemukan mengalami pemukulan atau penganiayaan oleh orang lain.

Polisi juga mendapati keterangan dari seorang rekan korban bahwa Imam sebelumnya juga pernah pingsan saat bermain.

Alhasil, Afri bilang penyidiknya sampai saat ini belum menemukan adanya unsur kejahatan atas kematian Imam.

Bermain Sebelum Salat Jumat, Bocah Palimbangan Gusti HSU Ditemukan Tewas