Jangan Sepelekan Temuan Flu Burung di Amuntai dan Tanah Bumbu

Ketua Komisi IV DPRD Kalsel H Lutfi Syaifuddin bereaksi tentang temuan flu burung di Amuntai Hulu Sungai Utara dan Tanah Bumbu.

Pemeriksaan flu burung terhadap unggas. Foto-Disbunnak Kalsel untuk apahabar.com

apahabar.com, BANJARMASIN - Ketua Komisi IV DPRD Kalsel H Lutfi Syaifuddin meminta pemerintah tak menyepelekan fakta adanya temuan flu burung di Amuntai Hulu Sungai Utara (HSU) dan Tanah Bumbu.

Lutfi meminta agar pemerintah segera mengantisipasi penyebaran virus influenza tipe A sub tipe H5N1 tersebut lebih lanjut. 

Baca Juga: Flu Burung Ditemukan di HSU, Dinkes Kalsel Bicara Soal Penularan Kepada Manusia

"Penyebaran flu burung harus diantisipasi secepatnya. Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan Kalsel segera cek ke lapangan," jelas politikus Gerindra ini.

Baca Juga: Disbunnak Kalsel; Unggas Terpapar Flu Burung Aman Dikonsumsi

Ia meminta pemerintah tidak memandang remeh temuan ini. Dinas Kesahatan dan Peternakan diharap proaktif berkeliling ke industri peternakan.

Lutfi bersyukur bahwa penularan flu burung saat ini belum terbukti bisa terjadi dari manusia ke manusia, baru terbatas dari unggas ke unggas.

Baca Juga: Flu Burung Terdeteksi di Kalsel, Masyarakat Dianjurkan Jangan Panik

Meski begitu, penularan flu burung tetap harus diwaspadai karena tingkat perburukannya yang amat tinggi.

“Saya mengimbau agar masyarakat juga turut serta berperan mencegah merebaknya virus tersebut, dengan tetap menjaga lingkungan yang bersih hindari kontak langsung dengan unggas dan selalu mencuci tangan,” pungkasnya.

Baca Juga: PPDI Minta Warga Tanbu Kalsel Tak Panik Hadapi Flu Burung

Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pihaknya akan bekerja sama dengan Kementan guna memastikan penyebab kematian unggas di HSU dan Tanah Bumbu.

"Itu guna mencegah risiko penularan ke manusia," jelasnya baru-baru tadi. 

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan mengidentifikasi 30 kasus positif flu burung pada unggas.

Dinkes melakukan uji sampling melalui sampel swab trakea. Total 30 kasus didapatkan dari pemeriksaan 80 unggas.

Adanya kenaikan wabah HPAI H5N1 clade 2.3.4.4b dan clade 2.3.2.1c di dunia telah teridentifikasi positif virus H5N1 clade 2.3.4.4b.

Ini dibuktikan melalui uji PCR dan sequencing di peternakan komersial bebek peking yang tidak divaksin di Provinsi Kalimantan Selatan.