Capres 2024

Jalan Terjal Ganjar: Terasingkan hingga Penyebab Konflik Internal

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di kancah politik nasional menarik banyak kontroversi

Ganjar Pranowo dikerubuti masa Muhammadiyah dan Aisyiyah di Solo, Jawa Tengah (Foto: Jatengprov.go.id)

apahabar.com, JAKARTA – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di kancah politik nasional menarik banyak kontroversi. Dalam beberapa survei namanya terus masuk tiga besar Capres mendatang.

Ibarat terlahir sebagai seorang pemimpin, nama Ganjar dengan mudah masuk ke dalam pencapresan 2024. Di balik itu, penentangan hingga penjegalan banyak dilakukan kepada pria kelahiran Karanganyar 28 Oktober 1968 tersebut.

Berbagai cara menerpa karir politik. Mulai dari permasalahan dan pemanggilan dirinya ke Kantor Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Hingga dibenturkan dengan Ketua DPP Partai, Puan Maharani.

Teguran lisan sudah dijatuhkan kepada Ganjar ole DPP PDIP pada 24 Oktober 2022 yang lalu. Pemanggilan Ganjar ke DPP sebagai bentuk teguran oleh Sekjen DPP Hasto Kristiyanto atas statement Ganjar yang siap menjadi Calon Presiden di Pilpres 2024.

Baca Juga: Soal Konflik Internal PDIP, Pengamat: Parpol Lain Bangun Kubu Ganjar dan Puan

Meski banyak yang mengusung Ganjar sebagai Capres 2024, namun PDIP sendiri tampaknya masih tarik-ulur gubernur Jateng tersebut. Pasalnya, PDIP hingga kini belum menyatakan sikap tentang siapa yang aka mereka usung di Pemilu Serentak 2024 nanti.

Hal itu disebutkan oleh politisi senior PDIP Andreas Hugo Pareira. Ia mengatakan jika pemilihan Capres oleh PDIP ditentukan langsung oleh Ketua Umum Megawati Soekarno Putri.

“Tunggu saja, keputusan Ibu Mega. Toh masih ada cukup waktu sampai September 2023,” katanya kepada apahabar.com, Senin (24/10).

Ganjar vs Puan

Mencuatnya nama Ganjar ke halayak publik membuat elektabilitas Puan Maharani semakin menurun. Banyak dari kalangan pengamat politik hingga lembaga survei yang menyatakan jika tingkat elektabilitas Ganjar sangat tinggi bahkan melebihi Puan Maharani selaku Ketua DPP PDIP.

Pangi Syarwi Chaniago selaki pengamat politik mengatakan jika Ganjar mampu mengembalikan citra PDIP di mata masyarakat, dibanding dengan Puan.

“Ganjar salah satu kader PDIP yang saya pikir mampu menaikkan elektabilitas partainya,” ujar pengamat politik Pangi saat dihubungi apahabar.com.

Menurut Pangi, Ganjar merupakan sosok yang memiliki pengaruh bagus di masyarakat. Hal ini bisa dijadikan PDIP kesempatan untuk membangun kekuatan menjelang Pilpres 2024.

“Coattail effect Ganjar besar nantinya dilimpahkan ke PDIP, sebab pengaruh beliau cukup besar di masyarakat,” kata Pangi.

Survei SMRC

Dalam survei SMRC, Minggu (23/10) yang lalu, menyebutkan tingkat keterpilihan Ganjar Pranowo mendapatkan porsi sebesar 24 persen, disusul Prabowo Subianto 21 persen, Anies Baswedan 18,7 persen, dan Puan Maharani yang hanya memiliki peluanh sebesar 9,3 persen.

Dalam konteks ini, terbukti sudah jika elektabilitas dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Ganjar jauh melampaui Ketua DPR RI Puan Maharani.

Banyak isu duel antara Ganjar vs Puan membuat sejumlah pihak ikut memanfaatkan momentum tersebut. Banyak yang justru memunculkan spekulasi baru terkait perpecahan di tubuh PDIP.

Konflik Internal PDIP

Isu konflik internal PDIP bermula dari pemanggilan Ganjar ke kantor DPP pada bulan lalu. Banyak spekulasi liar yang justru dimanfaatkan untuk kepentingan suatu kelompok atau individu lain.

Usai pemanggilan Ganjar ke DPP, banyak yang menyebutkan jika para petinggi parpol pindah haluan. Ada yang ke kubu Ganjar, dan ke kubu Puan.

Hal tersebut tidak dibenarkan oleh Analis Komunikasi Politik, Hendri Satrio. Ia menyebutkan bahwa konflik internal PDIP itu hanya bagian dari dinamika politik.

Menurutnya, banyak pihak luar yang memanfaatkan isu ini untuk menghancurkan PDIP dari pandangan masyarakat.

““Menurut saya sih bukan tentang itu ya, itu karena ada kekuatan parpol luar yang menggenjot isu tersebut,” ujar Hendri.

PDIP yang merupakan salah satu sebagai parpol tertua di Indonesia, hingga saat ini masih berpegang teguh dengan kekompakan.

“Saya rasa PDIP saat ini masih termasuk ke dalam parpol yang kompak,” ujar Hendri.