Pemkab Tanah Bumbu

Jalan-jalan ke Gunung Mayang, Objek Wisata yang Sedang Hits di Tanbu

apahabar.com, BATULICIN – Sekelompok wanita usia belasan sedang berpose di atas perahu bambu. Satu orang di…

Seorang anak sedang mencoba permainan high rope di Objek Wisata Alam Gunung Mayang. apahabar.com/Puja Mandela

apahabar.com, BATULICIN – Sekelompok wanita usia belasan sedang berpose di atas perahu bambu. Satu orang di antaranya mengambil gambar dengan kamera ponsel.

Sesekali mereka tertawa. Namun, karena perahu bambu berada di ketinggian yang cukup lumayan, tak jarang sekelompok wanita itu bergidik ngeri.

Di sudut lainnya, ibu-ibu sedang berjalan di atas tali. Kedua tangannya memegang tali berwarna biru yang membentang di sebelah kanan dan kiri.

Tentu saja ia menggunakan pengaman. Di depannya, anaknya juga sedang berusaha menaklukkan high rope, salah satu permainan di Objek Wisata Alam Gunung Mayang.

Seorang anak dan ibunya berusaha keras melintasi salah satu permainan di Gunung Mayang. apahabar.com/Puja Mandela

Tak lama kemudian, setelah berusaha dengan sangat keras, mereka tiba dengan selamat. Objek Wisata Alam Gunung Mayang di Desa Gunung Besar, Kecamatan Simpang Empat, memang sedang nge-hits di Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalsel.

Di sana, pengelola wisata menawarkan sesuatu yang berbeda jika dibandingkan dengan objek wisata mainstream di Bumi Bersujud yang identik dengan ombak dan pantai.

Selain spot foto unik dan asyik, Gunung Mayang juga memiliki aneka permainan yang menantang adrenalin. Permainan high rope adalah satu di antaranya.

Baca Juga:5 Fakta Ngeri Pasar Tomohon, Tempat Paling Sadis yang Membuatmu Beruji Nyali

Objek wisata alam Gunung Mayang juga dilengkapi berbagai aneka permainan lainnya yakni flaying fox dan paint ball. Tak hanya itu, juga ada beberapa spot foto menarik seperti rumah pohon, rumah hobbit, taman bunga, dan tentu saja perahu bambu.

Sabtu, 19 Januari 2019, Wartawan Apahabar.com mencoba mencari di mana lokasi Gunung Mayang. Namun, saat mencoba mencarinya di Google Maps, titik lokasi Gunung Mayang tidak ditemukan.

Sejumlah wisatawan lokal saat berfoto di atas perahu bambu. apahabar.com/Puja Mandela

Tapi setelah bertanya ke sejumlah orang yang pernah mengunjungi Gunung Mayang, ternyata objek wisata ini cukup mudah ditemui.

Dari Batulicin, Gunung Mayang bisa ditemukan lewat Jalan Lingkar Batulicin menuju kawasan Bamas yang juga masih berada di Jalan Lingkar Batulicin.

Setiap orang yang mencari jalan menuju Gunung Mayang tak akan menemui kesulitan, sebab di jalan masuk sudah ada tulisan “Gunung Mayang”.

Meski tulisannya berukuran kecil, tapi masih cukup terlihat. Setelah masuk, tak lama kemudian wisatawan akan bertemu dengan pos penjual tiket. Harga tiketnya terjangkau.

Untuk orang dewasa dari Senin sampai Jumat hanya dikenakan biaya Rp15 ribu, sementara pada akhir pekan harga tiketnya Rp20 ribu.

Sedangkan untuk anak-anak usia 7 sampai 13 tahun harga tiket lebih murah yakni Rp5 ribu di hari kerja dan Rp10 ribu saat akhir pekan.

Dari pos penjual tiket itu setiap wisatawan akan dipandu, karena untuk masuk ke Gunung Mayang harus menggunakan kendaraan khusus.

Pihak pengelola sendiri sudah menyediakan mobil Polaris untuk antar jemput wisatawan secara gratis.

Jarak antara pos penjual tiket dengan spot utama Gunung Mayang sekitar tiga kilometer. Ruas jalannya berbatu dengan tanjakan dan turunan yang cukup terjal. Ketika sampai di atas, wisatawan bisa melihat pemandangan yang luas.

Ada pegunungan yang masih hijau membentang dengan gagah, ada lautan yang dari jauh terlihat begitu tenang, juga pemandangan kebun sawit yang berbaris rapi, meski di beberapa bagian barisannya terlihat tak beraturan.

Tiga pendopo 4×4 meter, dengan atap berwarna coklat menjadi wadah persinggahan setiap wisatawan.

Pendopo yang bisa menampung 10 orang dewasa itu bisa digunakan sebagai tempat makan-makan bersama atau sekadar jadi tempat istirahat sambil menikmati angin yang berhembus lumayan kencang.

Baca Juga:Melihat Adat Balian, Resepsi Pernikahan Suku Dayak Ma'anyan

Satu pendopo lainnya, berada di dataran yang lebih tinggi memiliki ukuran yang jauh lebih besar. Pendopo tersebut mampu menampung 30 orang wisatawan. Pendopo juga dilengkapi fasilitas organ tunggal untuk menghibur wisatawan.

Di sekitar pendopo, wisatawan akan melihat banyak pohon peneduh yang baru ditanam. Selain pohon peneduh juga banyak pohon buah seperti rambutan, mangga, dan durian.

Salah satu rumah pohon di Gunung Mayang. apahabar.com/Puja Mandela

Batang pohon itu juga dimanfaatkan pengelola dengan memasang hammock atau ayunan untuk lebih memanjakan wisatawan.

Di banyak tempat, pengelola objek wisata juga meletakkan rumput sintetis di atas tanah berwarna coklat. Rumput ini berguna agar sandal atau sepatu wisatawan tidak terlalu kotor.

Alisa, salah seorang wisatawan lokal mengatakan Gunung Mayang adalah objek wisata yang sangat menyenangkan. Ia merasa betah berlama-lama di atas gunung sambil menikmati berbagai fasilitas yang tersedia.

“Yang paling saya suka itu spot foto dan permainannya. Suasananya juga asyik,” kata alisa yang tinggal di Pagatan.

Kesan yang sama disampaikan Balqis Altifa. Ia merasa Gunung Mayang adalah objek wisata yang akan jadi favorit setiap orang. Gunung Mayang juga akan membuat destinasi wisata di Kabupaten Tanbu lebih variatif.

“Selama ini kan, objek wisata di sini didominasi pantai. Nah, kalau ini ada pemandangan baru yang lebih fresh,” katanya.

Pengelola Objek Wisata Alam Gunung Mayang, Andi, menjelaskan sebenarnya Gunung Mayang belum dibuka untuk umum.

Akan tetapi, karena antusiasme masyarakat yang kelewat besar, Gunung Mayang sudah ramai dikunjungi sejak 6 Januari 2019.

“Sebenarnya pembangunannya belum 50 persen. Tapi antusiasme masyarakat sangat besar. Jadi, ya, kami persilahkan saja,” ujarnya, kepada Wartawan apahabar.com.

Ke depan, objek wisata Gunung Mayang akan terus dikembangkan. Pihak pengelola, kata Andi, akan membangun banyak spot foto dan permainan baru. Rencananya, dalam waktu dekat pihaknya akan membuat wahana baru.

“Dua minggu lagi kami akan buat permainan sepeda gantung setinggi 100 meter,” ungkapnya.

Baca Juga:Ini Prediksi Tren Kuliner di Indonesia 2019 Versi Go-Food

Pihak pengelola juga akan memperbanyak pendopo. Kalau yang ada sekarang berukuran 4×4 meter, nanti pihaknya akan lebih banyak membangun pendopo dan rumah pohon berukuran 2×2 meter.

Ia menerangkan, Gunung Mayang yang dilihat masyarakat sekarang hanya dibangun dalam tempo enam bulan. Pembangunannya di-support penuh oleh seorang pengusaha lokal dari Kabupaten Tanbu bernama H Johan.

Reporter: Puja MandelaEditor: Aprianoor