Jaga Inflasi

Jaga Inflasi, Pemerintah Bakal Perkuat Koordinasi Pusat dan Daerah

Pemerintah berencana terus memperkuat koordinasi antara pusat dan daerah untuk menjaga inflasi sesuai yang ditargetkan pada tahun ini.

Tangkapan layar - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu dalam acara Macroeconomic Update Mei 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (8/5/2023). Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA - Pemerintah berencana terus memperkuat koordinasi antara pusat dan daerah untuk menjaga inflasi sesuai yang ditargetkan pada tahun ini.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menegaskan pemerintah berupaya mengendalikan inflasi dengan mengantisipasi risiko-risiko yang dapat menyebabkan gejolak harga guna mencapai sasaran inflasi 3,0±1,0 persen di akhir 2023.

“Upaya pengendalian inflasi secara menyeluruh akan terus diperkuat dengan koordinasi pusat dan daerah, termasuk dalam mengoptimalkan APBN dan APBD dalam menjaga stabilitas harga,” kata Febrio dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Baca Juga: Juni 2023, Inflasi DKI Jakarta Turun ke 3,20 Persen

Indonesia mencatatkan tren penurunan inflasi hingga akhir semester I-2023. Inflasi Juni 2023 tercatat 3,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), menurun dari bulan Mei sebesar 4,0 persen yoy.

Semua komponen pembentuk inflasi juga menunjukkan tren penurunan. Inflasi inti tercatat 2,6 persen yoy, relatif stabil dibandingkan bulan Mei yang sebesar 2,7 persen yoy. Sementara itu, inflasi harga diatur pemerintah (administered price) melanjutkan tren menurun, meskipun masih berada pada level yang cukup tinggi, yaitu 9,2 persen yoy.

Dari sisi pangan, inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) juga terkendali. Pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan pengendalian harga pangan secara konsisten.

Baca Juga: Inflasi Terkendali, Menko Airlangga: Hasil Koordinasi TPIP dan TPID

Misalnya, peningkatan stok pangan yang dilakukan secara berkala dan pelaksanaan Gelar Pangan Murah di seluruh Indonesia. Kedua upaya tersebut berdampak signifikan pada penurunan inflasi volatile food hingga mencapai 1,2 persen yoy pada Juni 2023. Capaian itu lebih rendah dibandingkan puncak tekanan inflasi pangan yang terjadi pada bulan Juli 2022 di level 11,5 persen yoy.

Meski demikian, beberapa komoditas seperti daging dan telur ayam mengalami peningkatan harga akibat kenaikan permintaan seiring perayaan Idul Adha serta kenaikan harga pakan dan bibit ayam.

Ke depan, pemerintah berencana terus mewaspadai potensi risiko El Nino pada inflasi pangan, di antaranya melalui program edukasi ke petani terkait strategi tanam dan mendorong optimalisasi penggunaan infrastruktur pengelolaan air untuk meminimalkan risiko gagal panen.