Survei Indikator Politik Indonesia

Jadi Perhatian Publik, Indikator: Pemerintah Jangan Main-main dengan Kasus Gagal Ginjal Anak

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan pemerintah jangan main-main terhadap penyelesaian kasus gagal ginjal akut pada

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi. (Foto: Antara)

apahabar.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan pemerintah jangan main-main terhadap penyelesaian kasus gagal ginjal akut pada anak, karena menjadi perhatian publik.

Pasalnya, sebagian masyarakat sudah mengetahui terkait kasus tersebut dan menjadi kasus paling populer setelah Ferdy Sambo.

“Berdasarkan hasil penelitian kami, sebanyak 74,5 persen masyarakat sudah mengetahui perkembangan kasus tersebut,” ujarnya dalam rilis survei nasional secara daring, Minggu (27/11).

Penelitian tersebut dilakukan dengan mewawancarai 1.200 orang, yang berasal dari seluruh provinsi di Indonesia.

Baca Juga: Polri Bentuk Timsus Usut Gagal Ginjal Anak, PAN: Keselamatan Rakyat yang Utama

Selain itu, sebanyak 50 persen masyarakat menyatakan puas terhadap penanganan kasus gagal ginjal akut pada anak tersebut.

“Tapi, 44 persen tidak merasa puas dengan kasus ini, artinya kementerian kesehatan harus menyelesaikan kasus ini dengan sebaik mungkin, karena yang tidak percaya jumlahnya cukup banyak,” ungkapnya.

Terkait pihak yang disalahkan menurut masyarakat, dari hasil penelitian tersebut tercatat sebanyak 38,9 persen menyalahkan BPOM.

Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal Akut dalam Sepekan: Gugatan Orang Tua Korban hingga Ada Tersangka Kabur

Kemudian 31,4 persen menyatakan kementerian kesehatan sebagai pihak yang disalahkan. Tapi, hanya 19 persen masyarkat yang menyalahkan perusahaan obat.

“Sisanya, 2,8 persen memilih Presiden Jokowi, sebagai pihak yang paling bertanggungjawab,” jelasnya.

Sejauh ini, Bareskrim Polri telah menetapkan PT Afi Farma dan CV Samudera Chemical (SC) sebagai tersangka dalam kasus dugaan obat sirop tercemar zat kimia berbahaya yang diduga kuat sebagai penyebab kejadian gagal ginjal akut anak di Indonesia.