Relax

Jadi Menu Pilihan Saat 10 Muharam, Ini Sejarah Asal Muasal Bubur Asyura

apahabar.com, BANJARMASIN – Menjalankan ibadah puasa yang diperingati setiap 10 Muharam atau biasa disebut puasa Asyura…

Menjalankan ibadah puasa yang diperingati setiap 10 Muharram atau biasa disebut puasa Asyura terasa kurang rasanya jika tidak berbuka dengan bubur Asyura. Foto-Net

apahabar.com, BANJARMASIN – Menjalankan ibadah puasa yang diperingati setiap 10 Muharam atau biasa disebut puasa Asyura terasa kurang rasanya jika tidak berbuka dengan bubur Asyura.

Ya, bubur Asyura memang menjadi makanan ikonik setiap memasuki 10 Muharam. Biasanya makanan dari olahan nasi ini akan dimasak bersama, dan nantinya akan dibagi-bagi ke masjid maupun warga sekitar.

Varian rasa dan tampilan bubur ini berbeda di tiap daerah, mengingat bahan yang dipakai juga beragam.

Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, misalnya, bubur dimasak dengan mencampurkan bahan-bahan mulai dari sayuran hingga sumber protein seperti ayam hingga tempe atau tahu.

Dilansir dari theasiantparent, 10 Muharam bertepatan dengan peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu Perang di Karbala ketika Husain, cucu Nabi Muhammad SAW terbunuh.

Bubur asyura bisa disebut sebagai makanan yang dibuat untuk memperingati peristiwa syahidnya cucu Nabi Muhammad di Karbala.

Selain itu sejarah Bubur Asyura juga berkaitan dengan kisah ketika Nabi Muhammad masih hidup, tepatnya saat Perang Badar sedang berlangsung. Usai perang, jumlah prajurit Islam menjadi lebih banyak.

Saat itu, seorang sahabat Nabi Muhammad memasak bubur. Namun jumlah makanan yang ia buat tak mencukupi karena jumlah prajurit yang begitu banyak.

Akhirnya Nabi Muhammad memerintahkan para sahabatnya untuk mengumpulkan bahan apa saja yang tersedia untuk kemudian dicampurkan ke bubur tersebut agar jumlahnya cukup dan bisa didistribusikan pada semua prajurit.