Pemilu 2024

Jadi Agen Perubahan, Anies Minta Mahasiswa Tak Apatis dengan Politik

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mengajak mahasiswa dan kaum muda untuk tidak apatis terhadap politik. Ia mengatakan sebagai generasi penentu masa dep

Capres Anies Baswedan saat menyampaikan visi dan misinya dalam debat Capres 2024. Foto: Istimewa.

apahabar.com, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mengajak mahasiswa dan kaum muda untuk tidak apatis terhadap politik. Ia mengatakan sebagai generasi penentu masa depan bangsa, anak muda perlu berperan aktif dalam kemajuan bangsa.

Baginya dengan hadirnya banyak anak muda yang idealis dan progresif dapat memberikan harapan baru dan kualitas yang lebih baik untuk masa depan Indonesia yang lebih cemerlang.

"Mahasiswa tidak boleh apatis terhadap politik, karena itu menjadi keniscayaan hidup di negara demokrasi," tuturnya di Serang, Banten, Kamis kemarin.

Baca Juga: Rombongan Kampanye Anies Baswedan Kecelakaan di Aceh

Menurutnya, banyak mahasiswa menilai bahwa politik itu kotor, sehingga tidak tertarik terjun ke dalam dunia tersebut. Mereka umumnya memilih bekerja atau membuka bisnis.

Anies menambahkan, politik dan bisnis bisa menjadi bersih atau kotor tergantung pada etika seseorang yang menjalaninya. Karena itu kehadiran anak muda dibutuhkan untuk perubahan.

"Jangan apatis (terhadap politik)," ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta.

Baca Juga: Fenomena Ordal Singgung Gibran? Reaksi Anies Baswedan Dingin

Anies menceritakan apa yang dia rasakan ketika berbincang dengan mahasiswanya saat dia masih menjadi rektor Universitas Paramadina. Ketika itu, Anies bertanya kepada mahasiswa setelah lulus mau ke mana dan mendapat jawaban mau berbisnis.

Dia lalu menimpali jawaban itu dengan bertanya apakah mahasiswa tersebut tidak ingin terjun ke dunia politik. Mahasiswa lalu serentak berkata bahwa politik itu kotor. Bagi Anies kembali melontarkan ketika politik kotor apakah bisnis adalah sekto bersih.

"Jadi, bisnis dan politik itu sektor, bersih atau kotor bukan karena sektor, tetapi karena etika," tukas Anies.